KENDARI, FNEWS.id – Plastic Odyssey adalah Kapal asal Prancis yang berkeliling dunia dengan misi memerangi polusi plastik, singgah dan bersandar di Pelabuhan Nusantara Kota Kendari, Jumat (21/6/2024).
Misi kapal ini adalah mengubah plastik menjadi produk bernilai ekonomi. Sebelum menambatkan tali ke Kota Kendari, Kapal Plastic Odyssey ini memulai perjalanannya dari Ambon sebagai kota pertama di Indonesia yang di singgahi.
Selain sebagai kota kedua di Indonesia yang di kunjungi kapal canggih ini, Kota Kendari juga satu-satunya Kota di Sulawesi yang dikunjungi oleh Kapal yang pimpin Alexander de Dechelotte.
Asisten I Setda Kota Kendari Amir Hasan mengungkapkan, kedatangan kapal ekspedisi plastik, Plastic Odyssey, ke Pelabuhan Nusantara Kota Kendari menandai awal dari sebuah perjalanan melawan permasalahan global yang semakin merajalela yaitu sampah plastik.
“Tujuan dari ekspedisi ini tidak sekadar untuk berlayar, tetapi untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat Kota Kendari tentang solusi kreatif dalam menghadapi masalah lingkungan yang mendesak,” ujarnya.
Selama kunjungannya, Asisten I Setda Kota Kendari tidak hanya bertemu dengan kru kapal Plastic Odyssey tetapi juga berkesempatan untuk menyaksikan teknologi dan inovasi yang mereka bawa.
“Kapal ini dilengkapi dengan fasilitas daur ulang yang canggih, yang dapat mengubah limbah plastik menjadi bahan baku yang berguna, seperti bahan bakar alternatif atau bahkan bahan bangunan ramah lingkungan,” pungkasnya.
Sementara itu, Alexander de Dechelotte, Co-Founder Plastic Odyssey, menyatakan kesiapan untuk berkolaborasi mengatasi krisis lingkungan akibat sampah plastik.
“Sampah plastik adalah masalah global yang juga ditemukan di berbagai negara selain Indonesia, selama perjalanan keliling dunia, Plastic Odyssey mendemonstrasikan teknologi daur ulang yang mengubah sampah menjadi produk bermanfaat,” ujarnya.
Dalam perjalanan keliling dunia dan menyinggahi berbagai kota, pihaknya turut mendemonstrasikan teknologi daur ulang yang bisa mengubah sampah menjadi produk bermanfaat.
“Plastik Odyssey ini memiliki pabrik besar di Senegal untuk mendaur ulang sampah. Dan di kapal ini teknologi yang sama juga ada dan mampu mendaur ulang sampah plastik menjadi meja, kursi, paving block dan lain sebagainya,” ujarnya.
Inovasi teknologi yang diperkenalkan oleh Plastic Odyssey diharapkan dapat diadaptasi oleh Indonesia khususnya Kota Ambon sebagai upaya memerangi sampah plastik di lautan.
“Fokus pengolahannya untuk sampah plastik, karena plastik yang masuk ke laut itu tidak akan bisa terurai dan akan dikonsumsi oleh biota laut,” jelasnya.
Selanjutnya untuk diketahui, Plastic Odyssey merupakan organisasi perintis yang didedikasikan untuk mengurangi polusi plastik di seluruh dunia, dengan menggabungkan inovasi, edukasi, dan keterlibatan masyarakat.
Organisasi ini berkeliling dunia, berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk menerapkan praktik pengelolaan sampah yang efektif dan mempromosikan pelestarian lingkungan.
Untuk diketahui, kapal ekspedisi Plastic Odyssey akan berada di Kota Kendari selama 5 hari.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi