Sejarah Pencarian Kata-kata: Drama di Balik “The Professor and The Madman”

- Jurnalis

Rabu, 4 Desember 2024 - 19:01 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

FNEWS.ID – Di balik kehebatan bahasa Inggris yang kita kenal hari ini, terdapat kisah luar biasa tentang perjuangan, dedikasi, dan kegilaan. Film The Professor and The Madman menggambarkan upaya epik penyusunan Oxford English Dictionary (OED), salah satu karya linguistik paling monumental dalam sejarah, yang memakan waktu lebih dari 70 tahun. Dengan latar abad ke-19, film ini menghadirkan drama emosional, intelektual, dan sejarah melalui hubungan antara dua tokoh besar: James Murray dan William Chester Minor.

 

Awal Mula Proyek Kamus Oxford

Pada tahun 1857, bahasa Inggris yang terus berkembang membutuhkan dokumentasi definitif. Proyek penyusunan OED dimulai dengan ambisi besar: mencatat setiap kata dalam bahasa Inggris, melacak asal-usulnya, dan menjelaskan penggunaannya secara detail. Namun, upaya ini mengalami berbagai hambatan, termasuk kurangnya sistem yang efisien untuk mengumpulkan data.

Hingga pada 1879, James Murray, seorang filolog Skotlandia yang autodidak, ditunjuk untuk memimpin proyek ini. Pemilihannya kontroversial karena ia tidak memiliki latar belakang akademis formal, tetapi keahlian linguistiknya yang luas tidak diragukan. Murray menguasai lebih dari selusin bahasa, dari Latin hingga Arab, dan memiliki semangat besar untuk memahami bahasa sebagai cerminan budaya dan sejarah.

 

Kontributor Tak Terduga: Si “Gila” dari Broadmoor

Meskipun Murray adalah pemimpin proyek, penyelesaian kamus tidak mungkin tercapai tanpa bantuan ribuan sukarelawan. Ketika proyek ini hampir mandek karena kesulitan mengumpulkan data, Murray memutuskan untuk meminta bantuan masyarakat umum melalui iklan. Ide ini membawa William Chester Minor ke dalam cerita.

Baca Juga:  Pecatur Cilik Ini Kalahkan Orang Dewasa Dengan Santai

Minor, seorang mantan dokter bedah militer Amerika, adalah sosok yang kompleks. Ia tinggal di rumah sakit jiwa Broadmoor setelah membunuh seorang pria dalam kondisi paranoid skizofrenia. Meskipun terganggu secara mental, Minor memiliki kecerdasan luar biasa dan akses ke ribuan buku. Dari kamarnya di Broadmoor, ia mulai mengirimkan definisi kata kepada Murray, mengisi celah besar dalam penyusunan kamus.

Selama hampir dua dekade, Minor mengirimkan lebih dari 10.000 kontribusi, termasuk analisis mendalam tentang kata-kata yang bahkan membingungkan para ahli. Hubungan mereka berkembang melalui korespondensi intens hingga akhirnya mereka bertemu pada tahun 1896. Pertemuan itu mengungkap fakta mengejutkan bagi Murray: kontributor terpentingnya adalah pasien rumah sakit jiwa.

 

Kisah Manusia di Balik Kata

Film The Professor and The Madman, adaptasi dari buku Simon Winchester, tidak hanya fokus pada perjalanan penyusunan kamus tetapi juga hubungan emosional antara Murray dan Minor. Murray melihat Minor bukan sebagai “gila”, tetapi sebagai seorang jenius yang terjebak dalam trauma masa lalu. Sementara itu, Minor menemukan pelipur lara dalam pencarian kata, yang membantunya menghadapi rasa bersalah dan kegelisahan.

Hubungan mereka, meskipun rumit, adalah simbiosis mutualisme. Murray membutuhkan kecerdasan Minor untuk menyelesaikan proyek, sementara Minor memandang Murray sebagai penghubungnya dengan dunia luar, yang memberinya tujuan hidup. Film ini juga menyentuh kisah cinta Minor yang penuh dilema dengan Eliza Merrett, istri pria yang ia bunuh—sebuah hubungan yang mengajarkan pengampunan dan penebusan dosa.

 

Produksi Film: Drama di Balik Layar

The Professor and The Madman disutradarai oleh Farhad Safinia (dengan nama samaran P.B. Shemran) dan dibintangi oleh Mel Gibson (James Murray) serta Sean Penn (William Chester Minor). Film ini menggambarkan atmosfer abad ke-19 dengan latar Dublin yang memikat, menampilkan perpaduan drama emosional dan eksplorasi intelektual. Meski proses produksinya diwarnai konflik hukum antara Mel Gibson dan Voltage Pictures, hasil akhir film ini tetap mampu menghadirkan kisah yang memukau.

Baca Juga:  Nike Ardilla 'Hidup Kembali' di Synchronize Fest 2024, Hadirkan Nostalgia Lewat Teknologi Metahuman

 

Mengapa Film Ini Layak Ditonton?

1. Pemeran Berkualitas: Mel Gibson dan Sean Penn membawa kekuatan emosional yang mendalam, ditambah dukungan dari Natalie Dormer, Eddie Marsan, dan Stephen Dillane.

2. Cerita yang Memikat: Kisah ini menggabungkan sejarah, cinta, dan perjuangan dalam mengejar sesuatu yang lebih besar dari diri manusia.

3. Nilai Edukasi: Penonton diajak memahami kompleksitas bahasa dan pentingnya kolaborasi lintas batas.

 

Warisan Sejarah

Penyusunan Oxford English Dictionary adalah simbol dedikasi terhadap ilmu pengetahuan dan bahasa. Film ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap kata yang kita gunakan, terdapat perjalanan panjang yang melibatkan kecerdasan, pengorbanan, dan hubungan manusia. Seperti yang digambarkan dalam film, bahkan orang yang dianggap “gila” pun memiliki kontribusi besar bagi dunia, selama diberi kesempatan untuk menunjukkan potensinya.

Dengan durasi 124 menit, The Professor and The Madman adalah penghormatan kepada dua tokoh yang membuktikan bahwa semangat intelektual dan kemanusiaan dapat melampaui batas-batas konvensional, bahkan yang ditentukan oleh masyarakat. Ini adalah cerita tentang cinta, kegilaan, dan kata-kata yang layak dikenang sepanjang masa.

 

Penulis : Novrizal R Topa

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sinopsis Film Pearl Harbor dan Link Film nya
Konten Kreator Populer “Sadbor” Bantah Tudingan Kolaborasi dengan Judi Online
IGAT Persembahkan Lagu untuk Jawa Timur, Mengenang Bung Karno
Nike Ardilla ‘Hidup Kembali’ di Synchronize Fest 2024, Hadirkan Nostalgia Lewat Teknologi Metahuman
Lagu ‘Marhaban Ya Ramadhan’ Haddad Alwi, Selalu Diputar di Bulan Puasa
Kemenparekraf Dukung Konser ‘Celebrating Five Albums Jonas Brothers’
Pecatur Cilik Ini Kalahkan Orang Dewasa Dengan Santai
Berita ini 112 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 4 Desember 2024 - 19:01 WIB

Sejarah Pencarian Kata-kata: Drama di Balik “The Professor and The Madman”

Senin, 2 Desember 2024 - 22:26 WIB

Sinopsis Film Pearl Harbor dan Link Film nya

Sabtu, 2 November 2024 - 14:05 WIB

Konten Kreator Populer “Sadbor” Bantah Tudingan Kolaborasi dengan Judi Online

Kamis, 24 Oktober 2024 - 08:55 WIB

IGAT Persembahkan Lagu untuk Jawa Timur, Mengenang Bung Karno

Minggu, 6 Oktober 2024 - 22:26 WIB

Nike Ardilla ‘Hidup Kembali’ di Synchronize Fest 2024, Hadirkan Nostalgia Lewat Teknologi Metahuman

Berita Terbaru