KONAWE SELATAN, FNEWS.id – Di sebuah desa kecil bernama Asingi, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, seorang pria bernama Aminanto telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Sebagai Kader Bantuan Serbaguna Ansor (Banser) dan Guru ASN di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 3 Konsel, Aminanto mendedikasikan dirinya untuk pendidikan dengan mendirikan sebuah perpustakaan desa bernama “Rumah Baca Sinau”.
Awal mula perjalanan Aminanto tidaklah mudah. Dia memulai perpustakaan tersebut dengan mengumpulkan buku-buku seadanya yang dimilikinya. Namun, dengan semangat yang kuat untuk mencerdaskan masyarakat desa, dia tidak menyerah. Keberuntungan berpihak padanya ketika Lembaga Kemanusiaan Dompet Dhuafa Sulawesi Tenggara (Sultra) datang memberikan bantuan buku-buku tambahan. Bantuan ini menjadi titik balik bagi perkembangan perpustakaan “Rumah Baca Sinau”.
Aminanto memiliki visi yang jelas dalam mendirikan perpustakaan ini. Dia ingin memanfaatkan kemampuannya di bidang pendidikan untuk kepentingan banyak orang.
“Saya ingin anak-anak di desa ini memiliki akses ke pendidikan yang lebih baik melalui buku-buku dan pengetahuan yang ada di perpustakaan ini,” ujar Aminanto.
Dedikasinya dalam dunia pendidikan tidak hanya terlihat dari perpustakaan yang ia dirikan, tetapi juga dari aktivitasnya sebagai seorang guru dan anggota Banser.
Perpustakaan “Rumah Baca Sinau” yang didirikan Aminanto kini telah berjalan selama dua tahun.
Dalam waktu yang relatif singkat, perpustakaan ini telah mencatat prestasi yang membanggakan. “Rumah Baca Sinau” berhasil meraih Juara 2 dalam lomba perpustakaan tingkat kabupaten, serta Juara 1 dalam lomba bertutur tingkat provinsi. Prestasi ini tidak hanya membanggakan bagi Aminanto, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Desa Asingi.
Tidak berhenti di situ, Aminanto juga berharap perpustakaan yang ia dirikan bisa mendapatkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah daerah.
“Saya berharap ke depannya ada dukungan dari pihak terkait seperti Pemerintah Daerah, agar perpustakaan ini bisa menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Desa (Bumdes),” harapnya.
Dukungan ini, menurutnya, akan sangat membantu dalam mengembangkan perpustakaan agar lebih banyak lagi anak-anak dan masyarakat yang bisa merasakan manfaatnya.
Selain menyediakan berbagai buku cerita anak dan buku pengetahuan lainnya, Aminanto juga memperkaya “Rumah Baca Sinau” dengan fasilitas kursus komputer untuk anak-anak.
Tidak hanya itu, dia juga menyediakan kursus beladiri, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan diri mereka dalam berbagai bidang. “Saya ingin anak-anak di sini tidak hanya pintar dalam hal akademik, tetapi juga memiliki keterampilan lain yang bermanfaat bagi masa depan mereka,” tambahnya.
Semangat dan dedikasi Aminanto dalam mengelola perpustakaan desa ini memang layak mendapat apresiasi. Melalui “Rumah Baca Sinau”, dia telah menunjukkan bahwa dengan niat yang tulus dan usaha yang gigih, perubahan positif bisa diwujudkan, bahkan dari sebuah desa kecil di sudut Sulawesi Tenggara. Inisiatifnya tidak hanya meningkatkan literasi dan pengetahuan anak-anak, tetapi juga memberikan mereka harapan dan mimpi untuk masa depan yang lebih cerah.
Kisah Aminanto dan “Rumah Baca Sinau” merupakan bukti bahwa pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Aminanto telah menanam benih perubahan di Desa Asingi, yang dampaknya akan dirasakan oleh generasi berikutnya. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat diperlukan untuk memastikan bahwa inisiatif seperti ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas.
Melalui dedikasi dan kerja kerasnya, Aminanto telah menjadi contoh nyata bahwa satu orang bisa membuat perbedaan besar. “Rumah Baca Sinau” bukan hanya sebuah perpustakaan, tetapi sebuah simbol dari tekad, harapan, dan masa depan yang lebih baik untuk anak-anak di Desa Asingi dan sekitarnya.