KENDARI, FNEWS.ID – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO) sukses menggelar Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) jilid VIII yang diikuti oleh 35 anggota baru. Kegiatan tersebut berlangsung di gedung KNPI Sulawesi Tenggara pada 20-22 September 2024.
Mengusung tema “Revitalisasi Nilai-Nilai Marhaenisme Sebagai Asas Perjuangan Yang Nasionalis Dan Revolusioner,” acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Cabang GMNI Kendari, Bung Rasmin Jaya, beserta jajaran pengurus GMNI Kendari, pengurus komisariat, serta anggota dan kader GMNI se-Kota Kendari. Kehadiran ini merupakan bentuk solidaritas dan dukungan terhadap kegiatan kaderisasi tersebut.
Antusiasme peserta terlihat jelas selama kegiatan berlangsung. Para kader GMNI dan anggota baru tampak bersemangat mengikuti acara, yang diakui sebagai salah satu kegiatan strategis untuk menjaga kesinambungan dan penguatan organisasi. Kaderisasi dianggap penting untuk mencetak calon pemimpin yang mampu mentransformasikan kepemimpinan masa depan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Ketua Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) GMNI FISIP UHO, Bung Mahadi, dalam sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota, kader, dan panitia yang telah berkolaborasi dalam menyukseskan PPAB ini. Menurutnya, kaderisasi adalah kunci dalam memperkuat basis anggota GMNI di UHO agar mereka memiliki komitmen kuat dalam meneruskan semangat perjuangan Ir. Soekarno.
“Semoga melalui kaderisasi ini, GMNI terus menjadi organisasi pergerakan dan perjuangan yang solid serta memiliki semangat yang kuat sebagai pejuang pemikir,” ujarnya.
Bung Mahadi juga berharap agar seluruh anggota dan kader tetap konsisten dalam melakukan konsolidasi di kalangan kaum muda dan memperkuat basis pergerakan demi rakyat.
Ketua DPC GMNI Kota Kendari, Rasmin Jaya, menambahkan bahwa organisasi merupakan wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan berproses. Ia menekankan pentingnya keseriusan, ketekunan, dan komitmen dalam belajar di organisasi.
“Antusiasme mahasiswa untuk berorganisasi memang berkurang, tetapi kehadiran anggota baru ini menunjukkan bahwa semangat pemuda dan mahasiswa untuk menjadi pelopor perubahan masih ada,” tegasnya.
Rasmin juga menyoroti pentingnya membangun basis ideologi Marhaenisme yang kuat dalam menghadapi tantangan globalisasi. Ia menyebutkan bahwa ideologi tersebut akan menjadi pengikat yang membentuk militansi anggota GMNI dalam berjuang melawan penindasan.
Rasmin berpesan agar para kader GMNI tidak melupakan tujuan organisasi. Menurutnya, GMNI harus terus menjadi organisasi pergerakan yang kritis terhadap berbagai isu sosial-politik di tengah masyarakat.
“Konsolidasi organisasi dan penguatan kapasitas internal sangat penting agar kita dapat berbuat lebih banyak untuk masyarakat serta membangun basis organisasi yang kuat,” pungkasnya.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi