FNEWS.ID – Sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendeteksi 835 titik panas di Indonesia dalam 24 jam terakhir. Angka ini menunjukkan penurunan 144 titik dibandingkan periode sebelumnya.
Data tersebut berasal dari pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA, yang diakses oleh databoks pada Minggu (20/10/2024) pukul 16.11 WIB. Dari jumlah total titik panas, 38 titik memiliki tingkat kepercayaan tinggi, 720 titik berskala sedang, dan 77 titik skala rendah.
Titik panas dengan tingkat kepercayaan tinggi lebih mungkin terjadi kebakaran hutan dan lahan. Tingkat kepercayaan ini dibagi menjadi tiga skala, yaitu rendah (0-29), sedang (30-79), dan tinggi (80-100).
Sulawesi Tenggara tercatat sebagai provinsi dengan jumlah titik panas terbanyak, mencapai 247 titik. Nusa Tenggara Timur berada di posisi kedua dengan 101 titik panas, dan Papua Selatan menempati posisi ketiga dengan 62 titik.
Selain itu, Sulawesi Tengah terdeteksi memiliki 59 titik panas, Maluku 44 titik, Maluku Utara 44 titik, dan Sulawesi Selatan 37 titik. Titik panas juga ditemukan di Nusa Tenggara Barat (34 titik), Kalimantan Tengah (31 titik), dan Kalimantan Timur (27 titik).
Titik panas adalah wilayah dengan suhu permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, yang sering kali mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan. Data ini sangat efektif untuk memantau wilayah-wilayah yang luas dan berpotensi mengalami kebakaran.
10 Provinsi dengan Titik Panas Terbanyak:
1. Sulawesi Tenggara: 247
2. Nusa Tenggara Timur: 101
3. Papua Selatan: 62
4. Sulawesi Tengah: 59
5. Maluku: 44
6. Maluku Utara: 44
7. Sulawesi Selatan: 37
8. Nusa Tenggara Barat: 34
9. Kalimantan Tengah: 31
10. Kalimantan Timur: 27
Penulis : Tim Redaksi