FNEWS.ID – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulawesi Tenggara menggandeng Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) untuk memberikan pembinaan dan pelatihan keterampilan bagi pelaku tindak pidana pasca penyelesaian perkara melalui pendekatan keadilan restoratif.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman oleh Kepala Kejati Sultra, Dr. Hendro Dewanto, SH, MH, dan Kepala BPVP Sultra, Amran, ST. Acara ini turut disaksikan pejabat utama Kejati Sultra serta diikuti oleh jajaran kejaksaan negeri se-Sultra melalui saluran Zoom. Kamis (6/2/2025).
Menurut Kajati Sultra, program ini bertujuan membekali pelaku tindak pidana dengan keterampilan agar mereka dapat hidup mandiri setelah menyelesaikan proses hukum.
“Banyak kasus tindak pidana ringan terjadi karena faktor ekonomi, seperti pengangguran atau konflik keluarga. Dengan pelatihan ini, kami berharap mereka memiliki peluang baru untuk membangun kehidupan yang lebih baik,” ujar Hendro Dewanto.
Namun, tidak semua pelaku tindak pidana bisa langsung mengikuti pelatihan. Ada proses asesmen terlebih dahulu untuk memastikan peserta memiliki bakat yang sesuai dengan bidang keterampilan yang ditawarkan.
“Jika memang tidak cocok untuk pelatihan teknis, mereka bisa diarahkan ke kegiatan sosial seperti membersihkan rumah ibadah,” tambahnya.
Kerja sama ini diklaim menjadi yang pertama di Indonesia dalam pendekatan keadilan restoratif berbasis pelatihan vokasi.
Kepala BPVP Sultra, Amran, ST, menyambut baik inisiatif ini dan menegaskan kesiapan pihaknya dalam memberikan pelatihan di berbagai bidang.
“Kami memiliki 13 kejuruan pelatihan yang bisa diikuti, mulai dari otomotif, tata kecantikan, bisnis manajemen, fashion technology, desain grafis, pariwisata, hingga keterampilan listrik dan elektronik,” jelas Amran.
Beberapa program unggulan yang ditawarkan antara lain:
✅ Otomotif – Pelatihan perbaikan mobil, kendaraan ringan, sepeda motor, hingga alat berat.
✅ Tata Kecantikan – Pelatihan salon dan perawatan kecantikan.
✅ Bisnis & Manajemen – Administrasi perkantoran, perhotelan, dan wirausaha.
✅ Fashion Technology – Desain busana dan keterampilan menjahit.
✅ Desain Grafis & TIK – Pembuatan spanduk, operator komputer, dan teknisi jaringan.
✅ Pariwisata – Pelatihan barista, housekeeping, dan restoran attendant.
✅ Konstruksi & Teknik – Kejuruan bangunan, listrik, manufaktur, dan teknisi elektronik.
Setiap pelatihan berlangsung antara satu hingga tiga bulan, dengan harapan lulusan bisa segera bekerja atau membuka usaha mandiri.
“Kami siap mendukung program ini demi menciptakan SDM yang lebih produktif dan membantu mereka yang selama ini luput dari perhatian,” tegas Amran.
Program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju Indonesia Emas 2045, di mana semua elemen masyarakat, termasuk mantan pelaku tindak pidana, bisa berkontribusi dalam pembangunan.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi