FNEWS.ID, Kendari – Kasus pencurian obat bius kembali menghantui fasilitas kesehatan di Kota Kendari. Kali ini, giliran RSUD Kota Kendari yang kehilangan 440 ampul Fentanyl—obat bius golongan narkotika yang penggunaannya sangat ketat. Menanggapi hal ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Halu Oleo (BEM UHO) angkat suara dan mendesak aparat serta pemerintah kota untuk segera mengambil langkah tegas.
Menteri Kesehatan BEM UHO, Andik Syamsuri, menilai insiden ini bukan lagi kelalaian biasa.
“Ini bukan kebetulan. Dalam waktu berdekatan, dua rumah sakit besar kehilangan ribuan ampul Fentanyl. Ada yang salah dalam sistem pengawasan dan pengamanan,” tegasnya. Rabu (9/4/2025)
Sebagai catatan, kasus serupa sebelumnya juga terjadi di RSUD Bahteramas pada 3 April 2025, dengan jumlah lebih mencengangkan: 1.460 ampul Fentanyl merek FERTANEX raib dari ruang penyimpanan.
Andik menyebut, rentetan kasus ini mengindikasikan adanya kemungkinan jaringan pencurian atau bahkan kelalaian sistematis yang mengancam keselamatan publik.
“Jika ini dibiarkan, bukan tidak mungkin Fentanyl akan jatuh ke tangan yang salah dan disalahgunakan secara massal,” katanya.
BEM UHO pun mengajukan tiga tuntutan utama:
- Evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyimpanan dan distribusi obat narkotika di RSUD Kendari.
- Percepatan investigasi oleh kepolisian dan publikasi hasilnya secara transparan.
- Keterlibatan Dinas Kesehatan kota dan provinsi dalam audit serta pengawasan rutin.
BEM UHO memastikan tidak tinggal diam. Sebagai bentuk pengawalan serius, mereka akan melayangkan surat resmi ke pihak RSUD, Dinas Kesehatan, dan Pemerintah Kota Kendari. Jika dalam waktu dekat tidak ada tindak lanjut yang jelas, aksi turun ke jalan akan menjadi pilihan.
“Ini bukan hanya soal kehilangan obat, tapi soal nyawa dan masa depan generasi muda yang bisa terancam oleh penyalahgunaan zat berbahaya,” tutup Andik.
Penulis : Ridaka
Editor : Redaksi