Langkah ini menjadi pengingat bahwa pemimpin sejati tak pernah berhenti belajar, karena mengabdi tak cukup hanya dengan niat, tapi juga dengan kapasitas yang terus diasah
FNEWS.ID – Waktu boleh bergulir, tapi kenangan tak pernah usang. Tiga dekade setelah menginjakkan kaki sebagai calon praja, Bupati Buton Tengah (Buteng) H. Ashari kembali menapak Jatinangor. Kali ini bukan untuk memulai, melainkan mengasah kembali semangat pengabdian.
Dalam unggahan reflektif di akun resminya, Minggu (22/6/2025), Ashari membagikan kisah perjalanannya yang penuh makna. Pada Agustus 1995 silam, ia berangkat bersama 14 rekan seangkatannya dari Bandara Wolter Monginsidi (sekarang Bandara Haluoleo) Kendari menuju Jatinangor, mengikuti seleksi Pantukhir untuk menjadi bagian dari keluarga besar Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
“Saat itu kami datang dengan deg-degan, belum pasti diterima. Masih harus melewati tahapan seleksi akhir. Kami masuk gerbang IPDN menenteng koper, disambut senyum penuh arti para senior,” kenangnya.
Kini, di tahun 2025, ia kembali menapaki gerbang yang sama. Namun situasinya jauh berbeda. Ashari datang sebagai Kepala Daerah, mengikuti retret kepala daerah gelombang kedua, lengkap dengan pengawalan dan penyambutan resmi oleh Drumben Gita Abdi Praja.
“Ya, Jatinangor aku kembali. Dulu datang sebagai calon abdi negara, sekarang sebagai pelayan rakyat. Rasa haru tak terbendung. Tempat ini menjadi saksi awal pengabdian saya, dan kini menjadi tempat mengasah kembali semangat itu untuk Buton Tengah,” tulisnya.
Perjalanan ini, bagi Ashari, bukan sekadar nostalgia, melainkan sebuah momen kontemplatif. Ia datang bukan untuk mengenang masa lalu, tapi untuk memastikan bahwa tanggung jawab sebagai pelayan masyarakat tetap diiringi semangat belajar yang tak pernah padam.
“Alhamdulillah, terima kasih atas semua doa yang mengantarkanku ke sini, kembali ke Jatinangor, kali kedua dengan tanggung jawab yang lebih besar,” tutupnya.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi