FNEWS.ID, Kendari – Sebuah perubahan besar tengah dimulai dari desa-desa terpencil di Sulawesi Tenggara (Sultra). Bukan sekadar program birokrasi, namun gerakan sosial-ekonomi yang diyakini mampu membalikkan arus urbanisasi dan membuka harapan baru: Koperasi Merah Putih.
Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, bersama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, H. Yandri Susanto, membuka langsung pembentukan Koperasi Merah Putih, sebuah tonggak penting dalam pembangunan ekonomi desa yang berbasis potensi lokal dan gotong royong.
Gubernur Andi Sumangerukka menyampaikan, bahwa hal ini bukan hanya seremoni biasa. Dari ujung Baubau sampai pelosok Kolaka Timur, ribuan desa kini tengah bersiap menjalani proses musyawarah untuk membentuk koperasi desa-kelurahan yang digadang-gadang akan menjadi fondasi ekonomi baru masyarakat bawah.
“Kalau ini berhasil, tidak ada lagi alasan masyarakat desa hijrah ke kota. Desa akan menjadi tempat yang menjanjikan dan sejahtera,” ucap Gubernur Andi Sumangerukka, penuh keyakinan. Minggu (25/5/2025).
Gubernur yang akrab disapa ASR ini menerangkan, per 24 Mei 2025, dari 2.285 desa dan kelurahan di Sultra, sebanyak 1.557 telah melaksanakan musyawarah pembentukan koperasi. Sebagian bahkan sudah memiliki akta notaris.
Gubernur menargetkan, seluruhnya rampung sebelum akhir Juni 2025. Dan sebagai pemicu semangat, ia menjanjikan hadiah sepeda motor bagi kepala desa tercepat menyelesaikan pembentukan koperasi.
Kendati tantangan pembangunan desa bukan hal mudah, apalagi kondisi geografis Sultra yang unik, terbagi antara daratan dan kepulauan. Namun Gubernur Andi Sumangerukka meyakini bahwa semangat dan kerja sama akan menjadi kunci.
“Kepala desa dan lurah adalah pahlawan pembangunan. Mereka garda depan untuk memastikan desa tidak tertinggal, melainkan menjadi pusat kemajuan,” tegasnya.
Disamping itu, Gubernur ASR bahkan telah mendorong program lanjutan seperti desa ekspor, desa tematik, dan desa sejahtera berbasis potensi lokal yang siap bersinergi dengan koperasi.
Di tempat yang sama, Aula Bahteramas, Kantor Gubernur Sultra, Menteri Yandri Susanto menegaskan bahwa Koperasi Merah Putih adalah mandat langsung dari Presiden RI, Prabowo Subianto, dan bukan program yang membebani keuangan desa.
Yandri menegaskan, Pemerintah pusat menanggung seluruh proses pendirian, dari notaris, regulasi hingga pembinaan.
“Ini bukan wacana. Ini gerakan nyata. Sudah ada BUMDes yang produknya menembus pasar Eropa. Desa kita bisa mendunia,” ujar Menteri Yandri, memberi contoh sukses dari Provinsi Banten.
Yandri menerangkan, Koperasi Merah Putih akan menjalankan tiga fungsi utama, yakni menyediakan kebutuhan pokok, mengelola simpan pinjam, dan mendukung kesejahteraan warga. Bagi masyarakat desa, ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam kehidupan sehari-hari.
Yandri bilang, dalam jangka panjang, koperasi ini juga akan berperan dalam memperbaiki distribusi pangan, mengatasi permainan harga pasar, dan menjadikan desa sebagai pusat logistik lokal.
Menutup sambutannya, Menteri Yandri menegaskan bahwa impian Indonesia Maju 2045 dimulai dari desa yang kuat. Dan Sultra, dengan gerak cepat dan komitmen pimpinannya, menjadi contoh nyata daerah yang siap melangkah.
“Koperasi Merah Putih adalah kendaraan menuju Indonesia sejahtera. Jika desa kuat, negara pasti hebat,” pungkasnya.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi