FNEWS.ID, KENDARI – Sekretaris Umum Pengprov IPSI Sulawesi Tenggara, Jainuddin Ladansa, menyampaikan apresiasi dan harapan besar atas terpilihnya Andi Ady Aksar sebagai Ketua Umum KONI Sultra masa bakti 2025–2029 dalam Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) yang digelar 27 Juli 2025 di Kendari.
Dalam keterangannya, Jainuddin menyebut bahwa pengalaman Andi Ady saat memimpin IPSI menjadi bekal kuat untuk menakhodai KONI Sultra ke depan. Menurutnya, gaya kepemimpinan yang tegas, konsisten, dan tidak mengenal kompromi terhadap kinerja menjadi kunci dalam membangun prestasi olahraga di Bumi Anoa.
“Kalau gaya kepemimpinannya di KONI sama seperti saat di IPSI, saya yakin olahraga Sultra akan lebih maju. Beliau sangat paham mana orang yang hanya jago bicara dan mana yang betul-betul bekerja,” ujar Jainuddin.
Jainuddin juga menyinggung pentingnya KONI Sultra ke depan untuk mampu memetakan skala prioritas cabang olahraga (cabor) yang layak disokong secara maksimal menuju prestasi. Baginya, tidak semua cabor bisa diprioritaskan, namun dengan strategi yang tepat dan terukur seperti yang disampaikan Ketua Umum KONI Pusat, arah pembinaan akan lebih jelas.
“Kalau semuanya mau diprioritaskan, itu tidak mungkin. Harus ada peta jalan, ada ukuran keberhasilan. Kalau ini dipegang, saya yakin KONI bisa membawa Sultra berprestasi,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jainuddin mengingatkan bahwa tiga elemen kunci dalam dunia olahraga—yakni KONI kabupaten/kota, pengurus KONI provinsi, dan cabor—harus sejalan dan berkomitmen. Tanpa itu, prestasi hanya akan menjadi mimpi.
“Kalau tidak ada sinergi, semua tinggal harapan. Tapi saya yakin, Pak Ady paham betul. Dalam sambutannya saja beliau bilang, jangan biarkan saya kerja sendiri. Itu sinyal bahwa beliau butuh tim yang kompak,” tegasnya.
Selama empat tahun mendampingi Andi Ady di IPSI, Jainuddin mengaku merasakan langsung kedisiplinan dan gaya kepemimpinan yang lugas dan tanpa basa-basi. Menurutnya, Andi Ady bukan tipe pemimpin yang mau diajak bermain-main.
“Jangankan akal-akalan, ambil keputusan sendiri saja tanpa sinyal darinya, bisa-bisa ditinggal. Saya alami sendiri itu. Dekat secara pribadi pun tidak cukup, harus tunjukkan kinerja,” katanya.
Namun di balik kebanggaan karena kader IPSI dipercaya memimpin KONI, Jainuddin juga tak menampik bahwa pihaknya kini tengah mencari sosok baru yang mampu meneruskan tongkat estafet di IPSI.
“Kami di IPSI jujur merasa kehilangan. Tapi ini kehilangan yang membanggakan. Karena kini beliau bukan hanya memikirkan insan silat, tapi seluruh olahraga di Sulawesi Tenggara,” ungkapnya.
Ia pun berharap seluruh pengurus KONI dan cabor bisa mengikuti pola kepemimpinan Andi Ady yang konsisten dan terukur. Menurutnya, pesta olahraga bukan sekadar ajang seremonial, tetapi medan tempur meraih prestasi yang membutuhkan kesinambungan dan kerja keras.
“Jangan lagi pesta olahraga jadi ajang hura-hura. Malu kalau pimpin cabor tapi tidak bisa bawa pulang medali. Ini soal tanggung jawab,” imbuhnya.
Jainuddin menutup dengan keyakinan bahwa jika semua pihak satu nafas, bersinergi dan berkomitmen, olahraga Sultra akan bisa berbicara banyak di level nasional, bahkan internasional.
“Kami bangga. IPSI bangga. Meskipun kami merasa kehilangan, kami yakin Sultra dapat banyak keuntungan dari kepemimpinan Pak Andi Ady di KONI,” pungkas Jainuddin.
Penulis : Novrizal R Topa