Kinerja PT BES dapat Sorotan Positif di Proyek IJD 2025 Muna Barat, Kontraktor Lokal Buktikan Kinerja

- Jurnalis

Senin, 1 Desember 2025 - 10:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Paket proyek Kusambi-Guali segmen I yang mencapai progres 98 persen (Foto: Art/FNews.id)

Paket proyek Kusambi-Guali segmen I yang mencapai progres 98 persen (Foto: Art/FNews.id)

 

FNEWS.ID, MUNA BARAT – Program Inpres Jalan Daerah (IJD) tahun 2025 yang masuk di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, mendapat perhatian publik setelah muncul perbandingan mencolok antara kinerja kontraktor lokal yang menunjukan performa jauh melampaui ekspetasi dan kontraktor luar daerah yang tertinggal progres pekerjaan.

Perbedaan yang cukup mencolok ini menimbulkan perdebatan ditengah publik. Namun, banyak pihak saat ini justru meyakini bahwa kontraktor lokal tidak bisa lagi dipandang sebelah mata.

Pasalnya dalam dunia konstruksi, tentunya pemilihan penyedia jasa atau kontraktor yang tepat menjadi salah satu faktor penting menentukan keberhasilan suatu proyek, terutama berskala besar.

Meskipun telah banyak perusahaan besar penyedia jasa yang didatangkan dari luar daerah, namun faktanya kontraktor lokal masih jauh lebih unggul dalam berbagai aspek. Baik itu kecepatan pengerjaan hingga efisiensi biaya.

Contoh konkret dari keunggulan kontraktor lokal dapat dilihat dari proyek rekonstruksi jalan rusak di Kecamatan Kusambi, yang menghubungkan antara Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Muna.

Proyek strategis yang didanai melalui program IJD tahun 2025 senilai Rp40 miliar dengan masa pelaksanaan Oktober sampai Desember akhir ini, dibagi menjadi tiga paket yang melibatkan tiga perusahaan besar penyedia jasa konstruksi yang berbeda.

Adapun pada paket pekerjaan jalan dua jalur Kusambi – Tugu Pesawat, dengan volume 2,2 kilometer, dan lebar 5,5 meter dan paket Kusambi-Guali segmen II dengan volume 2,7 kilometer dan lebar 5,5 meter ini dikerjakan oleh dua kontraktor dari luar daerah.

Sementara untuk paket Kusambi-Guali segmen I, dengan volume 2,3 kilometer, dan lebar 7 meter dipercayakan kepada kontraktor lokal PT BES, anak cabang dari perusahaan PT Mitra Pembangunan Sultra (MPS), yang langsung tancap gas menunjukkan performa jauh melampaui ekspetasi.

Berdasarkan pantauan sejumlah awak media di lapangan, kontraktor lokal ini justru mampu menyelesaikan hampir seluruh pekerjaan dengan cepat. Tercatat hanya dalam kurun waktu satu bulan, atau tepatnya pada 27 November lalu, proyek ini telah selesai dengan presentase 98 persen.

Baca Juga:  5 Tahun Upaya Warga Timbun Jalan Rusak Tidak Membuahkan Hasil

Di mana pada paket Kusambi-Guali segmen I yang dikerjakan PT BES ini tersisa pengerjaan bahu jalan (Class S) dan marka jalan yang akan dilanjutkan pada desember ini.

Sementara pada paket Kusambi-Tugu Pesawat dan paket Kusambi-Guali segmen II yang dikerjakan kontraktor luar daerah justru mengalami ketertinggalan. Meski tersisa sebulan dari masa pelaksaan, namun hingga akhir November pekerjaan mereka belum mencapai progres 50 persen.

Keterlambatan ini dipicu oleh masalah klasik yakni keterbatasan material. Bahan baku yang di datangkan dari Moramo itu, ternyata harus melalui proses antrean panjang. Sehingga kondisi tersebut membuat pekerjaan terpaksa terhenti akibat kehabisan bahan material.

Hal itu diungkapkan Gading, pengawas lapangan CV Danindo Pratama, anak cabang dari perusahan besar penyedia jasa konstruksi UD. Maju, yang mengerjakan paket Kusambi-Tugu Pesawat. Bahkan Ia tidak menampik, bahwa timnya sudah beberapa hari ini libur karena material belum tiba.

“Kalau material dari Moramo, sebelum sampai sini harus antre dulu untuk pengapalan. Kadang tiga hari, tapi bisa juga sampai tujuh hari,” jelas Gading saat ditemui awak media, Selasa, 25 November 2025.

Ia menambahkan, bahwa sampai pertanggal 25 November 2025 progres pekerjaan baru mencapai 46 persen. Di mana saat ini, baru satu jalur yang bisa diaspal, karena jalur sebelah masih sering dilalui truk pemuat material dari paket Kusambi-Guali segmen I dan II. Mereka khawatir aspal yang baru dikerjakan rusak jika dilalui alat berat.

“Aspal kita kan masih baru, nanti bisa rusak kalau sering dilewati alat berat. Nah kalau mereka sudah selesai baru kita juga mengebut pekerjaan ini sampai selesai juga,” katanya.

Kendati demikian, Gading tetap optimis bahwa paket proyek rekonstruksi jalan dua jalur Kusambi – Tugu Jati yang dikerjakan dapat rampung sebelum batas waktu 31 Desember 2025.

Baca Juga:  BTPN Syariah Bangkitkan Perempuan Hebat di Pelosok Negeri, Kumpulan Dua Mingguan Kuncinya

Disisi lain, situasi ini memperlihatkan bahwa kendala logistik dan pengadaan bahan material yang di datangkan dari luar daerah menjadi salah satu faktor utama yang menghambat kontraktor dalam menyelesaikan pekerjaan.

Sementara itu, kontraktor lokal seperti PT BES yang memanfaatkan dan memaksimalkan material lokal, serta berbekal pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi wilayah, medan kerja, hingga karakter masyarakat setempat menjadi keunggulan yang tidak bisa dibeli.

Mereka lebih sigap, lebih cepat, dan efisien dalam mobilisasi alat berat dan bahan material, membuat kontraktor lokal justru mampu mempercepat proses pekerjaan tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas.

Berkat pengetahuan dan pengalaman itu, kontraktor lokal membuktikan diri dengan menguasai metode kerja yang menunjukan kepahaman tentang pekerjaan tersebut. Di mana hal ini patut dipertimbangkan oleh pemegang kebijakan di pemerintahan pusat dalam mendukung pengembangan pembangunan infrastruktur di tingkat Kabupaten/Kota, maupun provinsi.

Selain unggul soal teknis, kontraktor lokal juga memberikan dampak ekonomi yang lebih nyata, dengan lebih banyak menyerap tenaga kerja dari penduduk setempat, hingga turut berkontribusi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sedangkan untuk pihak luar yang mendapatkan profit dari pekerjaan tersebut akan kembali ke daerah asal mereka.

“Kalau kontraktor lokal yang kerja proyek, warga pasti ikut merasakan manfaatnya, karena putaran uang dari profit kontraktor terputar di daerah sendiri. Tapi kontraktor luar yang bekerja, hanya sebagian kecil warga mendapatkan manfaatnya,” ujar La Amor, seorang pemuda yang dikenal kritis di Muna Barat.

Penulis : Redaksi

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

IKA SMAN 4 Kendari Sambut Mubes 2025: Momentum Perubahan dan Konsolidasi dalam Suasana Kekeluargaan
Permahi Soroti Ketidaktegasan Satgas PKH dalam Penertiban Konsesi Nikel PT TMS di Sultra
dr. Ida Terpilih Pimpin IDI Baubau 2025–2028, Usung Misi Besar “IDI Berdampak”
Ketua Laskar Sarano Tolaki Sultra Desak Penegakan Hukum Tambang Ilegal: “Negara Tak Boleh Kalah oleh Korporasi”
IPR Menduga PT Askon Masih Menambang Ilegal di Konawe Utara, Perintah Presiden Prabowo Diabaikan
65 Pengurus Dewan Kerja Pramuka se-Sultra Ikuti KPDK di Kendari
DPRD Sultra Dianggap Hanya Simbol Kekuasaan, Mahasiswa Gelar Paripurna Tandingan
Tako Sultra Raih 16 Medali di Kejuaraan Karate Open & Festival KKI Kota Kendari 2025
Berita ini 153 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 2 Desember 2025 - 09:22 WIB

IKA SMAN 4 Kendari Sambut Mubes 2025: Momentum Perubahan dan Konsolidasi dalam Suasana Kekeluargaan

Selasa, 2 Desember 2025 - 08:22 WIB

Permahi Soroti Ketidaktegasan Satgas PKH dalam Penertiban Konsesi Nikel PT TMS di Sultra

Senin, 1 Desember 2025 - 10:59 WIB

Kinerja PT BES dapat Sorotan Positif di Proyek IJD 2025 Muna Barat, Kontraktor Lokal Buktikan Kinerja

Senin, 24 November 2025 - 15:24 WIB

dr. Ida Terpilih Pimpin IDI Baubau 2025–2028, Usung Misi Besar “IDI Berdampak”

Jumat, 7 November 2025 - 14:06 WIB

Ketua Laskar Sarano Tolaki Sultra Desak Penegakan Hukum Tambang Ilegal: “Negara Tak Boleh Kalah oleh Korporasi”

Berita Terbaru