FNEWS.ID – Dalam kehidupan yang semakin sibuk dan penuh tekanan, mencari tempat untuk sekadar melepas penat menjadi kebutuhan banyak orang. Seduh Kesah hadir sebagai jawabannya, sebuah kedai kopi unik yang terletak di bilangan Jl. A. Yani 99, Wuawua, Kendari, menawarkan lebih dari sekadar sajian minuman, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang menenangkan. Tidak sekadar kopi, di sini setiap tegukan menyiratkan rasa nyaman, sebuah pelarian sementara dari hiruk-pikuk rutinitas yang melelahkan.
Mengurai Kegundahan Melalui Rasa
Kopi di Seduh Kesah disajikan dengan penuh cinta dan perhatian, menjadi media pelipur gundah dan penat. Setiap menu khasnya menawarkan kelegaan yang seolah mampu melepaskan ketegangan yang menyelimuti hari-hari berat. Pengunjung yang datang seringkali terpesona dengan aroma kopi yang kuat, yang seakan mengalirkan ketenangan melalui setiap hirupan. Minuman ini seperti terapi sederhana, yang bekerja meredakan kepenatan dan memunculkan kebahagiaan kecil dalam bentuk serotonin, sebuah hormon kebahagiaan yang bermukim di otak.
Keramahan Barista: Randi dan Arul sebagai Penyeduh Rasa
Salah satu kekuatan yang membuat Seduh Kesah berbeda adalah keramahan dua barista utamanya, Randi dan Arul. Keduanya bukan hanya ahli dalam menyajikan kopi, tetapi juga dalam mendengarkan. Setiap pengunjung disambut dengan senyum hangat dan perhatian, sehingga membuat suasana menjadi lebih akrab. Sikap ramah Randi dan Arul menambah kenyamanan, seolah mereka adalah tempat penyimpan semua keluh kesah yang dibawa oleh pengunjung. Mereka tidak hanya menyeduh kopi, tetapi juga menyeduh rasa lega, dengan telinga yang siap mendengar setiap cerita.
Barista di Seduh Kesah seolah mengerti bahwa pengunjung datang bukan sekadar untuk menikmati kopi, melainkan juga untuk “melepaskan” perasaan-perasaan yang mengganggu. Kehangatan mereka menciptakan atmosfer yang mengundang pengunjung untuk meresapi setiap momen dengan lebih perlahan, sambil membiarkan setiap masalah dan keresahan larut bersama secangkir kopi panas.
Seduhan Filosofi
Nama Seduh Kesah seakan menjadi padanan dari keluh kesah. Namun, berbeda dengan keluh kesah yang sering kali menjadi ungkapan ketidakpuasan atau ketidaknyamanan, filosofi Seduh Kesah justru menawarkan sebaliknya.
Terkadang, disadari maupun tidak, manusia selalu saja dihadapkan pada masalah yang dibuatnya sendiri, masalah itu justru muncul sebab ketidakmampuan bernegosiasi pada keadaan. Inilah yang membuat kita selalu berkeluh kesah pada yang mudah bahkan pada yang susah.
Padahal melalui akal yang Allah titipkan, manusia diberi kewenangan untuk menyelesaikan masalahnya.
Allah berfirman dalam Alquran surah al-ma’arij ayat 19 : “sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
Sebagaimana dilansir dalam sebuah artikel pada muikotamedan.or.id menuliskan, innal insaana dalam ayat tersebut yang artinya sesungguhnya manusia diciptakan Allah dengan penuh keluh kesah. Ketika Allah memberi statement tentang penciptaan manusia dengan keluh kesah pada dirinya, menandakan bahwa manusia diberi dinamika dalam hidupnya untuk keluar dari keluh kesahnya.
Manusia dengan sedaya mampunya harus berhasil berdiri menjadi orang yang menghasilkan solusi pada setiap problem, sehingga kemampuan manusia bertahan dan mampu meningkatkan derajat hidup dari setiap problem yang dialami akan menjadi warna tersendiri bagi kehidupan manusia itu sendiri.
“Yang tidak punya harta akan berkeluh kesah pada ketiadaannya, yang memiliki harta akan berkeluh kesah pada peruntukan dan jumlah yang belum didapati, yang sehat berkeluh kesah pada kemampuannya menyempurnakan hidup, yang sakit cenderung berkeluh kesah pada kesehatan dan semua keadaan ini menjadi ritme tersendiri. Pada akhirnya, keluh kesah seakan melenakan sebuah kesyukuran”.
Keluh kesah itu fitrah bagi manusia, yang tak boleh adalah berlebih-lebih dalam keluhan dan melahirkan kesah pada setiap himpitan. Sehingga muncul kekufuran dan ketidakmampuan manusia untuk mengenali yang mudah di tengah kesulitan serta ketidakmampuan manusia mengenali yang bahagia di tengah kesedihan.
“Semua hidup akan berjalan dengan ritme yang sudah Allah Tentukan”
Di tempat ini, keluh kesah bukan untuk diungkapkan secara terbuka atau menjadi keluhan yang menggema, melainkan dilebur perlahan. Seperti kopi yang diseduh dengan tenang, setiap keluh kesah diurai dengan lembut, dirasakan, lalu dilepaskan, tanpa perlu berakhir menjadi beban yang terus ditanggung.
Di Seduh Kesah, ketidakpuasan hidup yang biasa diungkapkan dalam bentuk keluh kesah berubah menjadi proses penerimaan. Tempat ini mengajarkan bahwa perasaan tidak nyaman dan ketidakpuasan bisa dijinakkan. Dengan secangkir kopi di tangan, pengunjung belajar untuk memandang hidup dengan cara yang lebih damai, menerima ketentuan yang terjadi dengan hati lebih lapang, dan membiarkan ketidaknyamanan perlahan larut bersama waktu.
Penutup: Lebih dari Sekadar Kedai Kopi
Seduh Kesah bukan sekadar tempat untuk minum kopi, tetapi juga ruang di mana setiap individu bisa mengambil napas sejenak dari hiruk-pikuk kehidupan. Dengan menu khasnya yang menenangkan dan keramahan para baristanya, tempat ini menawarkan sesuatu yang lebih mendalam bagai pelarian dari penat dan kegundahan, serta kesempatan untuk menerima setiap tantangan hidup dengan cara yang lebih tenang dan penuh kesadaran.
Di tengah ramainya kota dan padatnya jadwal harian, Seduh Kesah hadir sebagai oase kecil yang menenangkan. Setiap tegukan kopi di sini bukan hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga jiwa. Sebuah pengalaman sederhana namun mendalam, yang akan membuat setiap pengunjung merasa lebih ringan setelah melangkah keluar.
Penulis : Novrizal R Topa