KENDARI, FNEWS.ID – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra) mengadakan acara nonton bareng film drama komedi “Tepatilah Janji” di Bioskop XXI The Park Kendari. Film garapan sutradara kenamaan Garin Nugroho ini diharapkan dapat memberikan edukasi politik yang ringan dan menghibur menjelang Pilkada serentak pada 27 November 2024. Sabtu (23/11/2024).
Komisioner KPU Sultra, Amiruddin, S.Pt, menjelaskan bahwa pemutaran film ini merupakan bagian dari edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu.
“Tepatilah Janji menghadirkan pesan edukasi politik damai dengan pendekatan yang ringan dan penuh humor. Kami ingin masyarakat merasa antusias untuk datang ke TPS, bukan merasa terbebani,” ujarnya.
Amiruddin menambahkan bahwa film ini bukan hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga memberikan referensi penting bagi masyarakat untuk menentukan pilihan mereka.
“KPU ingin menciptakan suasana pemilu yang gembira dan inklusif. Media seperti film adalah sarana efektif untuk menyampaikan pesan penting kepada publik,” tambahnya.
Amirudin mengatakan, film ini menceritakan tentang suasana pilkada, yang didalamnya menggambarkan terdapat berbagai intrik, termasuk politik uang dari pasangan calon. Selain itu, Film ini juga menggambarkan bagaimana ketika si calon telah terpilih dan saatnya masyarakat menagih janji saat kampanye.
“Film Tepatilah Janji menjadi langkah inovatif KPU untuk mengajak masyarakat mewujudkan pemilu yang damai, gembira, dan penuh partisipasi,” pungkas Amiruddin kepada wartawan, sebelum pemutaran film.
“Tepatilah Janji” merupakan sekuel dari film “Kejarlah Janji” yang dirilis pada 2023. Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris terkenal seperti Ibnu Jamil, Cut Mini, Shenina Cinnamon, Bima Zeno, Kevin Abani, dan Faradina Mufti. Kelompok lawak Trio Timus yang terdiri dari Theresia WD, Asriuni Pradipta, dan Irene Vista juga turut meramaikan cerita.
Dilansir dari berbagai sumber, sutradara Garin Nugroho menuturkan bahwa film ini mengangkat isu politik dengan sentuhan kebudayaan lokal seperti lenong dan ludruk, menjadikannya menarik sekaligus mendidik.
“Film ini membawa unsur budaya masyarakat pedesaan yang penuh humor, tetapi tetap menyampaikan pendidikan politik dengan cara yang menyenangkan,” jelas Garin.
Cerita berpusat pada konflik keluarga Bu Pertiwi (Cut Mini) ketika putra sulungnya, Adam (Bima Zeno), mencalonkan diri sebagai Bupati. Ambisi politik Adam menimbulkan konflik dengan ibunya dan istrinya (Faradina Mufti), menyuguhkan pertanyaan mendalam: “Apakah Adam mampu menepati janji-janji politiknya?”
Selain tayang di bioskop, film ini juga telah diputar di ruang-ruang publik dan melalui layar tancap di berbagai daerah. Dengan pendekatan yang mendidik sekaligus menghibur.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi