FNEWS.ID, Muna – Aliansi Pemuda Pelajar Mahasiswa Sultra (AP3M-Sultra) mengungkap dugaan kecurangan dalam penyaluran BBM bersubsidi oleh SPBUN Jompi Jaya Sentosa di Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna. Mereka menuntut transparansi serta investigasi terhadap dugaan penimbunan dan penyalahgunaan BBM subsidi yang dinilai telah merugikan masyarakat, khususnya para nelayan. Senin (17/2/2025).
Menurut AP3M-Sultra, nelayan setempat mengalami kesulitan mendapatkan BBM subsidi jenis Solar, padahal Napabalano merupakan lokasi Depot Pertamina dengan dua SPBU. Namun, anehnya, masyarakat tetap mengalami kesulitan mendapatkan hak mereka atas BBM subsidi.
SPBUN Diduga Menjual BBM ke Pihak Luar
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa pihak SPBUN hanya melayani nelayan selama satu jam per hari, menyebabkan antrean panjang yang sering kali berujung pada banyaknya nelayan yang tidak kebagian BBM subsidi.
“Akibatnya, banyak masyarakat yang tidak kebagian Solar subsidi,” katanya.
Lebih ironis lagi, warga menduga bahwa SPBUN menjual BBM dalam jumlah besar kepada pihak luar melalui jalur darat menggunakan mobil atau lewat jalur laut menggunakan kapal jolor.
Ketua Komisi Eksternal Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Hukum UHO (DPM FH UHO), Wahyudin Pratama, menegaskan bahwa SPBUN seharusnya mengutamakan kebutuhan nelayan dan masyarakat Napabalano serta Towea, bukan justru menjual BBM kepada calo-calo yang diduga melakukan distribusi ilegal.
Kemana Sisa Pasokan BBM?
Wahyudin juga mengungkapkan bahwa SPBUN Jompi Jaya Sentosa mendapat pasokan BBM sebanyak 8 ton per minggu dari Depot Pertamina Pulau Raha. Namun, di lapangan hanya sekitar 4 hingga 5 ton yang tersalurkan, sehingga menimbulkan pertanyaan besar mengenai keberadaan sisa pasokan BBM tersebut.
“Ini permasalahan serius yang tidak bisa dibiarkan. Harus segera mendapat perhatian dari pihak terkait karena menyangkut hajat hidup banyak orang, terutama nelayan yang menggantungkan penghidupan mereka di laut,” tegas Wahyudin.
Dirinya pun meminta agar Pertamina dan aparat keamanan segera turun ke lapangan untuk memeriksa kondisi sebenarnya serta menindak tegas jika ditemukan praktik penyelewengan BBM bersubsidi.
AP3M-Sultra Siap Turun ke Jalan!
Sebagai bentuk aksi nyata, AP3M-Sultra akan menggelar demonstrasi pada 19 Februari 2025. Dalam surat pemberitahuan aksi yang ditandatangani oleh Iswandi Effendy, AP3M-Sultra menyampaikan bahwa banyak nelayan dan masyarakat merasa dirugikan akibat sulitnya mendapatkan BBM subsidi jenis Solar dan Pertalite. Mereka menduga bahwa BBM yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat malah dijual kepada pihak luar untuk keuntungan lebih besar.
Tuntutan AP3M-Sultra: Investigasi Dugaan Kecurangan SPBUN
Dalam aksi ini, AP3M-Sultra mengajukan tiga tuntutan utama:
1. Mendesak Polres Muna untuk segera melakukan penyelidikan terhadap dugaan penimbunan dan penyalahgunaan BBM subsidi di SPBUN Jompi Jaya Sentosa.
2. Meminta Pertamina Cabang Raha untuk mengevaluasi distribusi BBM di SPBUN tersebut, karena diduga jumlah yang disalurkan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Menuntut manajemen SPBUN untuk mengevaluasi karyawan mereka yang diduga melakukan praktik penjualan yang tidak sesuai aturan.
Aksi Damai dengan Pengawalan Ketat
AP3M-Sultra telah mengajukan surat pemberitahuan resmi kepada Polsek Tampo dan berharap agar pihak kepolisian dapat mengawal jalannya aksi untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Aksi demonstrasi akan dimulai pukul 08.00 WITA dengan rute Tugu Kemerdekaan – Perempatan Pelabuhan – SPBUN Jompi Jaya Sentosa.
Iswandy bilang, AP3M-Sultra menegaskan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai pihak terkait, termasuk Pertamina dan aparat keamanan, mengambil langkah konkret untuk mengatasi dugaan penyelewengan BBM subsidi di SPBUN Jompi Jaya Sentosa.
“Masyarakat berhak mendapatkan akses BBM subsidi yang adil!,”pungkas Iswandy.
Hingga berita ini ditayangkan, tim fnews.id belum berhasil menemui pihak SPBUN untuk dimintai keterangan.
Penulis : Tim Redaksi