FNEWS.ID, KENDARI – Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti aula pelatihan di Kota Kendari, saat ratusan perempuan dari berbagai penjuru Sulawesi Tenggara berkumpul untuk satu tujuan, membangun kekuatan politik perempuan. Rabu (30/7/2025).
Melalui Pendidikan Kader Badan Partai (Dikbar) yang digelar oleh Lembaga Kaderisasi Provinsi (LKP) DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Tenggara (Sultra), sebanyak 200 peserta yang mayoritas dari kalangan perempuan muda dan simpatisan, ikut ambil bagian dalam program kaderisasi yang digagas DPW Perempuan Bangsa PKB Sultra.
Ketua DPW Perempuan Bangsa Sultra, Kiki Sriyanti, S.IP., M.AP., menegaskan bahwa Dikbar ini bukan sekadar agenda seremonial, melainkan gerakan nyata mencetak pemimpin perempuan yang siap tampil di panggung demokrasi.
“Kita tidak lagi bicara soal representasi simbolik. Kita sedang membangun kekuatan perempuan yang sadar politik, punya kapasitas, dan siap bertarung di 2029,” tegas aktivis gender yang telah lama berkecimpung di Koalisi Perempuan Indonesia ini.
Kiki bilang, Dikbar kali ini begitu istimewa. Dari dua angkatan pelatihan yang diagendakan, angkatan pertama diikuti 70 persen peserta dari kalangan non-kader, perempuan simpatisan yang selama ini aktif di komunitas, pesantren, hingga organisasi perempuan akar rumput.
Materi yang disampaikan pun begitu menyentuh, membahas peran strategis perempuan dalam politik, berbagi kisah sukses kader Perempuan Bangsa yang khusunya di Sultra yang kini duduk di DPRD Kolaka Utara, hingga diskusi terbuka soal tantangan perempuan dalam arena publik.
“Kami ingin tunjukkan, bahwa perempuan bisa tampil elegan dalam politik tanpa kehilangan akar sosialnya,” lanjut Kiki.
Lebih lanjut Kiki menyampaikan, hingga kini, Perempuan Bangsa PKB Sultra telah terbentuk di 9 kabupaten/kota, dan terus meluaskan sayap. Kiki menargetkan, sebelum Pemilu 2029, setiap daerah di Sultra memiliki kader perempuan yang solid dan siap bertarung.
Kiki menekankan, perjuangan tak berhenti di Dikbar, karena Perempuan Bangsa juga bergerak aktif dalam pemberdayaan ekonomi, advokasi anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, hingga edukasi ke pesantren-pesantren.
“Pelatihan ini awal, bukan akhir. Kami ingin melahirkan kader-kader perempuan yang tak hanya cerdas secara politik, tapi juga peka terhadap isu-isu keadilan sosial,” jelas Kiki yang juga dikenal sebagai Community Organizer di Urban Poor Consortium.
Dengan semangat perubahan, Kiki mengajak seluruh perempuan Sultra untuk tidak ragu terlibat bersama Perempuan Bangsa.
“Kita sudah terlalu lama jadi penonton. Kini saatnya perempuan bangkit, melangkah, dan menentukan arah,” pungkasnya.
Penulis : Hamdan