Sosok Akhmad Munir, Dari Pena Mahasiswa hingga Nahkoda Utama ANTARA

- Jurnalis

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 20:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Akhmad Munir, Mengangkat bendera Pataka saat terpilih menjadi ketua PWI Pusat periode 2025-2030 (Foto: Ist)

Akhmad Munir, Mengangkat bendera Pataka saat terpilih menjadi ketua PWI Pusat periode 2025-2030 (Foto: Ist)

 

FNEWS.ID, Jakarta – Jalan hidup Akhmad Munir adalah kisah tentang keteguhan, kerja keras, dan keikhlasan yang mengantarnya dari seorang mahasiswa penulis opini hingga menjadi Direktur Utama Perum LKBN ANTARA, kantor berita tertua dan terbesar di Indonesia.

Dari pena mahasiswa hingga ruang kendali tertinggi kantor berita nasional, perjalanan Akhmad Munir adalah kisah inspiratif tentang bagaimana kerja keras dan doa mampu menulis takdir yang indah.

Dihimpun dari berbagai sumber, pria kelahiran Sumenep, 15 Desember 1966, yang kini menetap di Sidoarjo, Jawa Timur ini, sudah ditempa oleh kerasnya kehidupan sejak muda. Munir kehilangan ayahnya, Fathorasyid, ketika masih duduk di bangku SMA. Sang ibu, Rukmini, hanya seorang penjahit sederhana yang tidak mampu lagi membiayai kuliah anaknya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember.

“Sudah enggak mampu lagi membiayai kamu kuliah. Silakan cari uang sendiri, atau berhenti kuliah,” kenang Munir tentang pesan ibunya.

Namun, kondisi itulah yang justru menyalakan api semangatnya. Munir muda mengandalkan kemampuan menulis artikel di surat kabar Jawa Timur demi membiayai kuliahnya. Honorarium Rp15.000 hingga Rp25.000 per tulisan menjadi modal untuk bertahan dan akhirnya menuntaskan pendidikannya.

Baca Juga:  Dewan Pers Imbau Media dan Wartawan Tolak THR dan Sumbangan di Hari Raya

Berangkat dari kegigihan itu, dunia jurnalistik menjadi jalan hidupnya. Tahun 1992, ia bergabung dengan LKBN ANTARA sebagai Pembantu Koresponden di Madura. Honor kecil berbasis jumlah berita tidak menyurutkan langkahnya. Perlahan, kariernya menanjak: Koresponden (1994), wartawan tetap (1998), hingga Kepala Biro ANTARA Bengkulu (2008–2009).

Di tanah kelahirannya, Jawa Timur, Munir mengukir banyak jejak. Ia menjadi Kepala Biro ANTARA Jawa Timur (2010–2017), sekaligus aktif di berbagai organisasi, mulai dari Ketua PWI Jawa Timur dua periode (2010–2019), penasihat SMSI Jatim, hingga pengurus KONI dan Persebaya.

Karier nasionalnya dimulai saat hijrah ke Jakarta pada 2018. Munir dipercaya sebagai Pemimpin Pelaksana Harian Redaksi, lalu diangkat Menteri BUMN Rini Soemarno menjadi Direktur Pemberitaan. Tahun 2023, kepercayaan itu berlanjut. Setelah sempat menjadi Plt. Direktur Utama, akhirnya Menteri BUMN Erick Thohir menunjuknya sebagai Direktur Utama ANTARA pada 28 Juli 2023.

“Alhamdulillah, saya menjalani karier jurnalis di ANTARA dari yang paling bawah sekali, hingga mencapai puncak. Semua itu anugerah dan ridho Allah, serta doa orang tua,” ucapnya penuh syukur.

Suami dari Erva Agushinta dan ayah tiga anak ini memegang tiga prinsip hidup: bekerja sebaik mungkin tanpa pamrih, membahagiakan orang sekitar dengan kesabaran dan keikhlasan, serta berbakti kepada orang tua.

Baca Juga:  Gandeng PWI Sultra, PWI Konsel Laksanakan Orientasi Wartawan

Kini, di usianya yang matang, Munir tidak hanya menjadi teladan di dunia jurnalistik, tetapi juga simbol perjuangan bahwa ketekunan dan keikhlasan mampu menembus keterbatasan. Pesannya sederhana namun dalam: “Wartawan muda harus meningkatkan kompetensi, bersabar dalam proses, menikmati pekerjaan, dan menuntaskan setiap tantangan dengan baik.”

 

Penulis : Novrizal

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sindrom Kekuasaan: Ketika Kekuasaan Mengubah Karakter
Berita ini 25 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 30 Agustus 2025 - 20:08 WIB

Sosok Akhmad Munir, Dari Pena Mahasiswa hingga Nahkoda Utama ANTARA

Jumat, 7 Maret 2025 - 03:55 WIB

Sindrom Kekuasaan: Ketika Kekuasaan Mengubah Karakter

Berita Terbaru