KENDARI, FNEWS.id – Dinas Kelautan dan Perikan Sulawesi Tenggara (DKP Sultra) mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam penetapan Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 713 dan 714.
Kepala DKP Sultra, La Ode Kardini mengatakan, WPP 713 di Laut Flores dan WPP 714 di Laut Banda menjadi berkah tersendiri bagi Sultra dari sektor potensi perikanan laut.
“Secara geografis Sultra ini diapit Laut Banda dan Flores. Dua tempat ini merupakan lumbung ikan nasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat,” terang La Ode Kardini
Menurut La Ode Kardini, potensi tersebut menjadikan sektor kelautan sebagai salah satu program prioritas pihak Pemprov Sultra melalui Dinas Kelautan dan Perikanan.
La Ode Kardini mengatakan, saat ini WPP 714 sudah memiliki pelabuhan pengelolaan perikanan. Sementara, untuk mendukung pengelolaan di WPP 713 pihaknya mengusulkan wilayah Mangolo, Kolaka sebagai pelabuhan pengelolaan perikanan.
Kebijakan ini juga didukung dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 18 tahun 2021 terkait aturan penggunaan alat tangkap.
“Kita berbangga menjadi orang Sultra karena laut kita luar biasa potensinya, tinggal bagaimana generasi muda memanfaatkan potensi ini,” kata La Ode Kardini.
Untuk diketahui, Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan membenarkan potensi Indonesia yang sangat kaya dengan hasil laut. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor hasil perikanan Indonesia yang jumlahnya cukup besar.
Pada triwulan 1 tahun 2020, pemerintah mencatat nilai ekspor hasil perikanan Indonesia pada Maret 2020 yang mencapai USD427,71 Juta atau meningkat 3,92% dibandingkan dengan Maret 2019. Sedangkan volume ekspor hasil perikanan pada Maret 2020 mencapai 105,20 ribu ton atau meningkat 4,89% dibandingkan dengan Maret 2019.
Negara-negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat, Tiongkok, beberapa negara di ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa. Dari sisi komoditas, udang mendominasi ekspor ke negara-negara tersebut dengan nilai mencapai USD466,24 juta (37,56%). Disusul tuna-tongkol-cakalang (TTC) dengan nilai USD 176,63 juta (14,23%), cumi-sotong-gurita dengan nilai USD 131,94 juta (10,63%), rajungan-kepiting dengan nilai USD105,32 Juta (8,48%) dan rumput laut dengan nilai USD53,75 Juta (4,33%).