Oleh: Ridwan Hanafi, Direktur Eksekutif Daulat Energi
“Pantai Selatan bukan sekadar destinasi wisata atau batas geografis, tetapi merupakan bentangan alam yang menyimpan kekuatan besar: tekanan atau kecepatan angin yang stabil dan kuat”
Indonesia tengah berada di titik dilematis peta jalan menuju transisi energi. Di tengah tantangan perubahan iklim global, fluktuasi harga energi fosil dan kebutuhan akan kemandirian energi nasional, kita membutuhkan langkah-langkah berani dan strategis. Salah satu langkah penting yang kini semakin relevan adalah pengembangkan energi angin—(Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) khususnya di wilayah Pantai Selatan Jawa yang kaya potensi.
Pantai Selatan bukan sekadar destinasi wisata atau batas geografis, tetapi merupakan bentangan alam yang menyimpan kekuatan besar: tekanan atau kecepatan angin yang stabil dan kuat. Kondisi ini menjadikannya lokasi ideal untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau pembangkit listrik kincir angin. Di era energi bersih, angin bukan lagi hanya unsur alam, tetapi bisa menjadi sumber daya strategis bangsa.
Jika kita melihat ke beberapa negara eropa, Denmark dan Belanda telah membuktikan bahwa energi angin mampu menjadi andalan nasional. Bahkan di kawasan Asia, negara seperti India dan Vietnam telah melangkah jauh dalam memanfaatkan potensi angin pesisir mereka. Indonesia dengan garis pantai yang panjang dan kondisi angin yang kompetitif, justru masih berada di tahap awal.
Berkaca dari inovasi energi negara barat, sudah saatnya Indonesia berani mengubah arah. PLTB di Pantai Selatan Jawa, bisa menjadi ikon revolusi energi bersih Indonesia. Bukan hanya soal listrik, tapi juga soal membuka lapangan kerja baru, mengembangkan industri lokal turbin dan komponen pendukung, serta memberdayakan masyarakat pesisir agar ikut ambil bagian dalam perubahan.
Namun revolusi ini tidak bisa hanya mengandalkan niat baik. Dibutuhkan kebijakan yang progresif, kemudahan regulasi, dukungan investasi, serta kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah harus memberikan insentif dan jaminan pasar bagi investor, sementara PLN perlu membuka ruang dalam sistem kelistrikan untuk energi baru terbarukan.
Tidak kalah penting, masyarakat lokal harus dilibatkan sejak awal dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek PLTB ini. Keadilan energi tidak hanya soal akses, tetapi juga tentang siapa yang dilibatkan dan siapa yang diuntungkan atau mendapat manfaat.
Kita berada di awal sebuah perubahan besar. Pantai Selatan Jawa, bisa menjadi sumber revolusi energi bersih Indonesia, tempat di mana angin tak hanya berhembus membawa ombak, tapi juga harapan baru untuk generasi mendatang. Mari kita sambut masa depan yang lebih bersih, berdaulat, dan berkelanjutan dari pantai kita sendiri.
Baca juga:Â Krisis Batubara dan Lemahnya Implementasi Kebijakan DMO