Membuka Potensi: Fenomena dari Kejar Tumbuh Kembang Anak

- Jurnalis

Rabu, 6 Maret 2024 - 14:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi tumbuh kembang anak. Foto: herminahospitals

Ilustrasi tumbuh kembang anak. Foto: herminahospitals

JAKARTA, FNEWS.id – Masa kanak-kanak adalah waktu dimana pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat, tetapi terkadang, anak-anak dapat mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan mereka karena berbagai alasan.

Orang tua sering kali merasa khawatir serta bertanya-tanya mengapa anak mereka tidak tumbuh seperti yang diharapkan, hal ini terkadang membuat mereka kebingungan.

Pertumbuhan yang terhambat dapat terjadi karena asupan nutrisi yang tidak memadai dan dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau penyakit kronis.

Saat ini, di seluruh dunia, terdapat sekitar 149 juta anak yang mengalami pertumbuhan yang terhambat di bawah usia lima tahun dengan 6,3 juta di antaranya adalah balita Indonesia.

Apa Itu Catch-Up Growth atau Kejar Tumbuh Kembang Anak?

Kurang gizi atau biasa disebut dengan malnutrisi merupakan penyebab utama pertumbuhan terhambat pada anak-anak. Pertumbuhan terhambat dapat diidentifikasi secara cepat dengan memberikan nutrisi yang cukup, anak-anak dapat mengalami lonjakan pertumbuhan setelah pemulihan nutrisi yang dikenal sebagai catch-up growth atau pertumbuhan terhambat.

Hal ini membantu anak-anak mendapatkan kembali jalur pertumbuhan awal mereka. Anak-anak yang mengalami pertumbuhan yang terhambat seringkali membutuhkan tambahan kalori, protein, dan mikronutrien. Nutrisi ini memiliki dua tujuan – tidak hanya mengisi kembali apa yang hilang selama periode asupan yang tidak memadai, tetapi juga membantu mendukung pertumbuhan lebih lanjut.

Mendorong Pertumbuhan Anak yang Sehat dan Menyeluruh

Nutrisi yang tepat dapat menyediakan komponen penting yang memungkinkan anak untuk tumbuh, belajar, dan berkembang – untuk pertumbuhan awal yang maksimal dalam hidupnya. Tanpa nutrisi yang tepat, pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terganggu.

Baca Juga:  PT Vale Berkomitmen Tingkatkan Akses dan Layanan Kesehatan di Wilayah Operasinya

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan risiko defisiensi imun, gangguan fungsi kognitif, masalah perilaku, penurunan kesehatan tulang, dan massa otot.

Dr. Prawira Winata, Head of Medical Affairs, Abbott’s Nutrition di Indonesia memberikan beberapa tips tentang bagaimana seseorang dapat memastikan tumbuh kembang anak dengan kebiasaan-kebiasaan sehat seperti berikut ini:

Ukur dan pantau tinggi badan anak untuk membantu pertumbuhannya: Mulailah dengan memantau pertumbuhan anak secara teratur, terutama untuk anak usia 2 hingga 6 tahun. Dianjurkan untuk mengukurnya setiap tiga bulan, dan orang tua dapat memilih untuk menggunakan alat bantu seperti buku harian pertumbuhan atau tracker.

Pengukuran yang akurat sangat penting untuk memahami dan memantau pertumbuhan anak. Hal ini juga dapat membantu dalam mendeteksi dini kekurangan pertumbuhan, sehingga memungkinkan orang tua untuk mengambil tindakan cepat dan mengatasi penyebabnya.

Dorong anak-anak untuk makan dengan benar: Untuk mendukung pertumbuhan holistik, berikan makanan seimbang seperti sereal, kacang-kacangan, susu, daging, buah-buahan, dan sayuran setiap hari. Hal ini akan memastikan anak mendapatkan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat.

Untuk orang tua yang memiliki anak yang rewel dan pilih-pilih makanan, pertimbangkan untuk menggunakan suplemen makanan seperti PediaSure, nutrisi yang dirancang secara ilmiah untuk pertumbuhan holistik. Kemudian, libatkan anak ketika berbelanja, merencanakan menu makan, dan memasak untuk meningkatkan minat mereka dalam memakan makanan yang telah mereka siapkan.

Buatlah makanan lebih menarik dengan menggunakan pemotong kue untuk membuat bentuk-bentuk yang menarik dengan buah-buahan dan sayuran seperti apel dan mentimun, atau sajikan berbagai macam makanan yang berwarna-warni untuk sarapan dan makan malam.

Baca Juga:  Waspada DBD, Dinkes Kota Kendari Imbau Masyarakat Terapkan 3M

Dorong anak-anak untuk aktif secara fisik: Tetapkan jadwal bermain yang seimbang bagi anak-anak untuk membatasi waktu di depan layar. Motivasi anak-anak untuk menerapkan hari ‘bebas gadget’ seperti pada hari libur yang mendorong mereka untuk menghabiskan waktu bersama seluruh keluarga.

Pastikan anak-anak melakukan minimal tiga jam aktivitas fisik setiap hari, dengan kegiatan seperti berenang, berlari, lompat tali, berjalan, atau menari. Aktivitas fisik memainkan peran penting dalam meningkatkan kesehatan tulang dan meningkatkan kesehatan fisik secara keseluruhan.

Pertimbangkan suplemen makanan untuk mengisi kekurangan gizi: Untuk mendorong perkembangan yang komprehensif pada anak-anak, makanan yang lengkap dapat meningkatkan penyerapan nutrisi penting. Konsultasikan dengan ahli kesehatan anak jika memiliki kekhawatiran terhadap asupan nutrisi mereka.

Jika anak tidak mengkonsumsi cukup kalori dan nutrisi, suplemen nutrisi dapat membantu mengisi beberapa kekurangannya. Suplemen bertindak sebagai penutup kekurangan dan juga katalisator atau penyempurna, meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap vitamin dan mineral penting dari makanan yang dikonsumsi anak Anda.

Hal ini seperti meningkatkan volume penyerapan nutrisi, sehingga tubuh mereka dapat memaksimalkan setiap gigitan.

Orang tua dan pengasuh anak dapat mendukung perkembangan anak dengan memantau pertumbuhan secara teratur, menyediakan berbagai makanan bergizi, dan mendorong aktivitas fisik. Dengan langkah-langkah ini, anak-anak dapat berada di jalur yang positif menuju kesehatan yang maksimal dan terhindar dari pertumbuhan yang menyimpang, seperti pertumbuhan yang terhambat.

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

18 Kampus Menjadi Tempat Pelaksanaan Kemenkes Goes to Campus
PT Vale Berkomitmen Tingkatkan Akses dan Layanan Kesehatan di Wilayah Operasinya
Lindungi Masyarakat dari Risiko DBD, FPRB Lakukan Fogging di Lingkungan Perumahan
14 Kasus DBD Mengancam Masyarakat Mubar, Tertinggi Tiworo Tengah
Dinkes Kota Kendari Lakukan Fogging di 105 Lokasi
Waspada DBD, Dinkes Kota Kendari Imbau Masyarakat Terapkan 3M
Momentum HKN 2023, Dinkes Muna Terapkan Enam Transformasi Kesehatan
Hadiri Mubes II IKA Akper, Wali Kota Baubau Ajak Alumni Bangun Dunia Kesehatan
Berita ini 95 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 2 Juli 2024 - 11:29 WIB

18 Kampus Menjadi Tempat Pelaksanaan Kemenkes Goes to Campus

Senin, 24 Juni 2024 - 12:49 WIB

PT Vale Berkomitmen Tingkatkan Akses dan Layanan Kesehatan di Wilayah Operasinya

Rabu, 6 Maret 2024 - 14:11 WIB

Membuka Potensi: Fenomena dari Kejar Tumbuh Kembang Anak

Senin, 22 Januari 2024 - 10:55 WIB

Lindungi Masyarakat dari Risiko DBD, FPRB Lakukan Fogging di Lingkungan Perumahan

Kamis, 18 Januari 2024 - 11:59 WIB

14 Kasus DBD Mengancam Masyarakat Mubar, Tertinggi Tiworo Tengah

Berita Terbaru