Kendari, FNEWS.ID – Dalam upaya menyalakan kembali semangat kecintaan terhadap budaya lokal, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar Lomba Tari Lulo Kreasi Tingkat SMA Sederajat se-provinsi. Acara yang sarat dengan nuansa kebudayaan ini dihelat pada tanggal 3 hingga 4 September 2024, di Gedung Pusat Kesenian Kantor Taman Budaya, Kota Kendari.
Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya, Lauddin, S.Sos, M.Hum., menyampaikan, lomba ini bukan sekadar ajang unjuk kebolehan, tetapi juga merupakan bentuk nyata dari implementasi Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan No. 5 Tahun 2017.
“Melalui kreativitas dalam tari Lulo, para pelajar Sulawesi Tenggara diharapkan dapat mengekspresikan jiwa seni mereka, sekaligus merawat dan melestarikan warisan budaya yang adi luhung,” ujar Lauddin.
Dalam sebuah pernyataan resminya, Lauddin, menekankan pentingnya partisipasi aktif dari setiap sekolah.
“Ini adalah kesempatan emas bagi generasi muda kita untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka dalam merespons dan melestarikan budaya lokal yang semakin hari kian tergerus oleh arus modernisasi,” ujarnya.
Lauddin bilang, persiapan matang juga telah dilaksanakan dengan digelarnya teknikal meeting pada 19 Agustus 2024 lalu, yang bertujuan untuk memberikan arahan teknis dan memastikan kelancaran acara besar ini.
“Selain menghadirkan persaingan yang sehat dan kreatif, lomba ini juga diharapkan menjadi ajang silaturahmi antar sekolah se-Sulawesi Tenggara. Para peserta akan berkompetisi bukan hanya untuk memperebutkan gelar juara, tetapi juga untuk membawa kebanggaan bagi sekolah dan daerah mereka,” pungkas Lauddin.
Sementara itu, salah satu peserta perwakilan Kabupaten Muna Barat, dalam hal ini Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Maginti, Mursaban Indi, S.Pd.,M.Pd menyampaikan, kegiatan seperti ini sangat penting bagi siswa-siswinya. Selain mendukung kurikulum merdeka, sekaligus menyalurkan bakat siswa-siswi yang memiliki talenta.
Mursaban mengetengahkan, pada ajang ini, SMA Negeri 2 Maginti menampilkan enam orang siswanya dalam membawakan tari Lulo kreasi yang dibalut dengan Ewa Wuna (silat Muna).
Dalam sinopsis yang dibacakan, tari Lulo kreasi ini diawali dengan menyisipkan beberapa gerakan tarian tradisional etnis Muna yaitu tari Linda, dimana merupakan tari yang dilakukan oleh para gadis remaja dalam rangkaian acara kedewasaan masyarakat Muna, yang disebut Karia. Selain itu, silat khas Muna atau Ewa Wuna juga disertakan di dalam tari ini yang mana gerakannya memadukan antara gerakan seni dan bela diri.
“Inti gerakan dalam tari ini adalah sebuah tari yang berasal dari suku Tolaki yakni Lulo. Dimana Lulo adalah tarian yang biasanya ditampilkan dalam upacara adat seperti pernikahan, pesta panen raya, dan pelantikan raja,” ujar Mursaban.
Mursaban menerangkan, tari Lulo atau Malulo memiliki filosofi persahabatan yang ditunjukkan muda-mudi suku Tolaki sebagai ajang perkenalan, mencari jodoh, dan mempererat tali persaudaraan.
Sebagai kepala sekolah, Mursaban berharap, ada tindak lanjut dalam ajang seperti ini. Apalagi pengembangan bakat dan karakter ada dalam kurikulum merdeka.
“Selain itu, kegiatan seperti bisa menambah pengalaman bagi siswa-siswi, baik dalam mengikuti ajang maupun sekembalinya nanti di sekolah bisa berbagi pengalaman dengan mengembangkannya kepada teman-temannya yang belum punya kesempatan mengikuti ajang seperti ini, supaya ada regenerasi,” kata Mursaban.
Mursaban bilang, dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar, SMAN 2 Maginti juga melaksanakan kegiatan olahraga dan seni.
“Setiap tahun menyelenggaran pentas seni dan olahraga dilingkup sekolah sebagai rutinitas tahunan,”
Bahkan, mengenalkan kegiatan ketahanan pangan di lingkungan sekolah.
“Dengan memanfaatkan lahan pekarangan sekolah, secara kelompok siswa memiliki lahan cabe, tomat, terung dan keladi,” kata Mursaban saat ditemui media ini.
Tidak sampai disitu, kegiatan keagamaan, seperti lomba Azan, tadaruz Al Quran dan lomba pidato, masuk dalam agenda tahunan.
Mursaban menerangkan, iklim kreatifitas dan pengembangan potensi senantiasa ditetapkan kepada siswa dan siswi SMA Negeri 2 Maginti. Olehnya, pada beberapa perhelatan tingkat Kabupaten Muna Barat, sering mendapat juara.
Lebih lanjut Mursaban menyampaikan, SMA Negeri 2 Maginti adalah SMA yang berdiri pada tahun 2021 yang terletak di sebuah pulau bagian ujung di kabupaten Muna Barat yakni pulau Maginti. Dalam penampilannya kali ini, selain di kawal langsung oleh kepala sekolah, juga mengikutsertakan beberapa orang dalam tim.
“Ada penata tari dan musik Siti Sarina S.Pd., penata rias Siti Sarina S.Pd, penata kostum Siti Murni S.Pd dan Wa Ode Afriani, S.Pd,” pungkas Mursaban.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi