FNEWS.ID, Banjarnegara – Dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) ke-79 yang jatuh pada 9 Februari 2025 lalu, puluhan jurnalis lintas media dari wilayah Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) dan Wonosobo menggelar rapat koordinasi. Acara yang berlangsung di Perguruan Tinggi Vokasi Ilmu dan Teknologi (Politeknik) Banjarnegara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas serta profesionalisme wartawan di tengah tantangan era digital. Minggu (16/2/2025)
Dikoordinatori oleh Purwo Santoso dari Media Warta Indonesia News dan diprakarsai oleh Christian Joharianto (Aan) dari Media Fakta Jurnal, forum ini menjadi ajang diskusi penting bagi para jurnalis untuk menegaskan kembali komitmen terhadap jurnalisme profesional dan proporsional.
Menegaskan Standar Jurnalisme Berkualitas
Dalam diskusi tersebut, Sucipto, Redaktur Media Jawapes sekaligus koordinator perwakilan Banyumas, menekankan pentingnya penerapan prinsip 5W+1H dalam setiap pemberitaan. Ia menegaskan bahwa wartawan harus mampu menyusun berita secara akurat, jujur, dan objektif.
“Seorang jurnalis harus bisa menyajikan berita yang menarik dan berbobot, tidak hanya sekadar menulis, tetapi juga memahami unsur berita yang baik sesuai dengan prinsip 5W+1H,” ujarnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya pertukaran pengalaman antarwartawan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme di dunia jurnalistik.
Kontroversi Wartawan Rangkap Profesi Advokat
Dalam sesi diskusi terbuka, Gunawan dari Media Lensa Nusantara mengangkat isu yang cukup sensitif: praktik advokat yang merangkap sebagai wartawan. Menurutnya, fenomena ini berpotensi menimbulkan benturan kepentingan yang bisa berujung pada pelanggaran kode etik profesi.
“Hal ini aneh, apakah tidak akan menimbulkan konflik atau benturan kepentingan yang berujung menabrak UU Pers dan kode etik?” ujarnya.
Gunawan juga mengingatkan bahwa sesuai Pasal 20 UU Advokat, seorang advokat dilarang merangkap jabatan lain yang dapat merugikan profesinya, termasuk menjadi wartawan. Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat independensi dan objektivitas jurnalis harus tetap terjaga.
Membangun Jurnalisme yang Kredibel
Rapat koordinasi ini menjadi momentum penting bagi para jurnalis di wilayah Barlingmascakeb dan Wonosobo untuk memperkuat kualitas pemberitaan dan menjaga integritas profesi. Dengan meningkatnya tantangan dalam dunia pers, termasuk maraknya wartawan abal-abal, forum ini diharapkan bisa menjadi langkah konkret dalam menjaga kepercayaan publik terhadap media.
Acara ditutup dengan komitmen bersama untuk terus mengedepankan jurnalisme yang bermartabat, berbasis fakta, dan berpegang teguh pada kode etik profesi.
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi