FNEWS.ID – Di era modern yang penuh dengan kemajuan teknologi, salah satu inovasi yang terus berkembang adalah teknologi Lidar (Light Detection and Ranging). Teknologi ini digunakan untuk mengukur jarak dan memetakan objek secara akurat, dengan memanfaatkan laser untuk mendeteksi dan menganalisis pantulan cahaya dari permukaan objek.
Lidar saat ini telah diterapkan di berbagai bidang, mulai dari pemetaan, kendaraan otonom, hingga scanner 3D. Namun, keberadaannya masih belum sepenuhnya dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Padahal, manfaat yang ditawarkan teknologi ini sangat besar, terutama dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi pekerjaan di berbagai sektor.
Riset dan Perkembangan Lidar di Indonesia
Sejak 2021, salah satu penelitian unggulan yang sedang dikembangkan oleh peneliti di Pusat Riset Fotonika, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), adalah pengembangan teknologi LIDAR untuk mendukung aplikasi pada kendaraan otonom. Sejumlah kelompok riset di Indonesia mulai mengembangkan teknologi Lidar secara bertahap.
Penelitian awal difokuskan pada optical ranging dan laser diode, yang menghasilkan sistem sederhana untuk mengukur jarak satu titik (1D Lidar). Namun, teknologi ini masih memiliki keterbatasan, terutama dalam aplikasi yang membutuhkan pemetaan kompleks seperti topografi, batimetri, atau sistem otonom.
Pada 2023 dan 2024, penelitian diarahkan untuk mengembangkan Lidar 3D. Teknologi ini memungkinkan pemetaan objek secara tiga dimensi dengan pola tertentu, sehingga menghasilkan representasi yang lebih akurat dan detail. Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ini adalah beratnya sistem Lidar, terutama pada komponen transceiver yang terdiri dari laser transmitter dan fotodetektor receiver.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim riset di Indonesia mengembangkan metode baru menggunakan galvano scanner. Teknologi ini memutar sinar laser tanpa memindahkan komponen berat, sehingga proses pemindaian menjadi lebih cepat dan lebih andal.
Penerapan untuk Kendaraan Otonom
Salah satu fokus utama riset Lidar di Indonesia adalah untuk mendukung sistem otonom kendaraan listrik. Dengan Lidar 3D, kendaraan dapat mendeteksi dan mengenali objek di sekitarnya, seperti kendaraan lain, pejalan kaki, atau rintangan, secara real-time. Teknologi ini akan membantu sistem otonom dalam mengambil keputusan, seperti mempercepat, memperlambat, atau berhenti, demi keselamatan dan efisiensi perjalanan.
Tantangan dan Peluang di Indonesia
Meski potensi Lidar sangat besar, pengembangan teknologi ini di Indonesia menghadapi tantangan, terutama dalam penyediaan komponen. Banyak komponen fotonika dan optoelektronika yang masih sulit didapatkan secara lokal, sehingga menghambat proses riset dan produksi.
Namun, hal ini juga membuka peluang besar bagi industri dalam negeri. Dengan mengembangkan industri manufaktur yang fokus pada komponen Lidar, Indonesia dapat mempercepat adopsi teknologi ini sekaligus menciptakan produk-produk Lidar buatan lokal.
“Jika industri dalam negeri dapat memproduksi komponen fotonika dan optoelektronika, pengembangan riset Lidar akan semakin cepat. Ini peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain di industri teknologi Lidar,” ujar salah satu peneliti BRIN.
Teknologi Lidar adalah inovasi yang menjanjikan untuk masa depan, terutama dalam mendukung pemetaan, kendaraan otonom, dan aplikasi lainnya. Dengan riset yang terus berkembang dan dukungan industri lokal, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan teknologi Lidar, sekaligus mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. (Sumber: BRIN)
Penulis : Novrizal R Topa
Editor : Redaksi