Beban Penyakit Global; Mengatasi Tantangan Kesehatan di Era Modern

- Jurnalis

Minggu, 11 Februari 2024 - 10:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Muh. Yunus AB (kiri). Foto: Ist

Muh. Yunus AB (kiri). Foto: Ist

Oleh: Muh. Yunus AB, Amd. Kep., SKM

Kesehatan global adalah isu yang semakin mendesak di tengah perkembangan dunia modern. Penyakit-penyakit yang menyebar dengan cepat, meningkatnya beban penyakit tidak menular, dan dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan dan gaya hidup modern menjadi tantangan besar yang harus dihadapi.

Perubahan Lingkungan dan Gaya Hidup

Era modern ditandai dengan perubahan lingkungan dan gaya hidup yang signifikan, yang berdampak pada kesehatan global. Urbanisasi yang pesat, polusi udara, peningkatan konsumsi makanan olahan yang tidak sehat, rendahnya tingkat aktivitas fisik, dan peningkatan penggunaan teknologi telah menjadi faktor-faktor utama yang berkontribusi pada meningkatnya beban penyakit.

Penyakit-penyakit tidak menular seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker telah melonjak secara dramatis, sebagian besar disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

Urbanisasi yang cepat telah mengubah pola hidup dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung kesehatan. Ketika manusia bergerak dari pedesaan ke perkotaan, mereka sering kali menghadapi tekanan sosial dan ekonomi yang tinggi, akses terbatas terhadap makanan segar, lingkungan yang tercemar, dan kurangnya fasilitas rekreasi yang memadai.

Semua faktor ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terkena penyakit seperti obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Polusi udara juga menjadi masalah serius dalam era modern. Emisi dari kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran bahan bakar fosil telah menciptakan kualitas udara yang buruk di banyak kota di seluruh dunia.

Baca Juga:  Keunggulan Melawan Kotak Kosong di Pilkada, Jalan Lain Menjaga Harmoni Demokrasi

Polusi udara ini telah dikaitkan dengan berbagai penyakit pernapasan, seperti asma dan pneumonia, serta dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Pola makan berubah drastis di era modern. Makanan olahan yang tinggi lemak, gula, dan garam telah menjadi konsumsi harian bagi banyak orang. Konsumsi makanan yang tidak seimbang ini telah menyebabkan peningkatan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi permasalahan serius. Gaya hidup modern yang cenderung tidak aktif, seperti bekerja di depan komputer sepanjang hari dan menghabiskan waktu luang dengan menggunakan teknologi, telah menyebabkan penurunan aktivitas fisik.

Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada peningkatan risiko obesitas, penyakit kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya.

Penyebaran Penyakit Menular

Selain tantangan yang disebabkan oleh penyakit tidak menular, penyebaran penyakit menular juga merupakan isu serius di era modern. Kejadian pandemi COVID-19 adalah contoh nyata dari bagaimana penyakit menular dapat menyebar dengan cepat dan mengancam kesehatan global.

Meningkatnya mobilitas manusia, perjalanan internasional yang lebih mudah, serta perubahan dalam pola migrasi manusia telah mempercepat penyebaran penyakit menular di seluruh dunia.

Faktor-faktor seperti urbanisasi yang pesat, populasi yang padat, dan perjalanan internasional yang sering kali tidak terkontrol, semakin mempercepat penyebaran penyakit menular. Selain itu, perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola penyebaran penyakit dengan mempengaruhi habitat vektor penyakit, seperti nyamuk yang membawa malaria atau demam berdarah.

Baca Juga:  Gerbang Wisata Itu Tidak Sekokoh Anggarannya

Ketidaksetaraan Akses Terhadap Perawatan Kesehatan

Di era modern yang maju secara teknologi ini, masih terdapat ketidaksetaraan yang signifikan dalam akses terhadap perawatan kesehatan di seluruh dunia. Banyak negara yang menghadapi tantangan dalam menyediakan infrastruktur kesehatan yang memadai, kurangnya tenaga medis terlatih, dan biaya perawatan yang tinggi.

Ketidaksetaraan ini memperburuk beban penyakit global, karena individu yang tidak memiliki akses terhadap perawatan yang tepat rentan terhadap penyakit dan komplikasi yang dapat dicegah.

Di negara-negara berkembang, akses terhadap perawatan kesehatan sering kali terbatas oleh faktor-faktor seperti kemiskinan, jarak geografis, dan kurangnya infrastruktur kesehatan. Banyak orang tidak memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan dasar, obat-obatan yang diperlukan, dan tenaga medis yang terlatih.

Hal ini menyebabkan banyak penyakit dapat berkembang tanpa pengobatan yang tepat, dan individu tidak dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan.

Di sisi lain, di negara-negara yang lebih maju, masalah akses terhadap perawatan kesehatan juga masih ada. Meskipun infrastruktur kesehatan yang lebih baik dan akses terhadap tenaga medis yang terlatih tersedia, biaya perawatan yang tinggi dan sistem yang kompleks membuat beberapa orang sulit mendapatkan akses ke perawatan yang mereka butuhkan.

Ini terutama mempengaruhi mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai atau sumber daya finansial yang cukup.(***)

Penulis adalah Mahasiswa S2 Universitas Mandala Waluya

Berita Terkait

Peran Sang Ayah di Balik Ambisi Yudhianto Mahardika untuk Kota Kendari
Memilih Kotak Kosong, Simbol Perlawanan atau Skenario Pembegalan Demokrasi?
Gerbang Wisata Itu Tidak Sekokoh Anggarannya
Kafein dan Pilkada: Penggerak Energi atau Sekadar Pelarian?
Semangat Baru HIPMI Muna 2024-2027: Membangun Ekosistem Pengusaha Muda yang Inovatif dan Berdaya Saing
Manfaat Industri Kelapa Sawit bagi Kesejahteraan Masyarakat dalam Mendorong Transformasi Daerah
Penguatan Peran Perempuan di Pilkada Sultra: Transformasi Politik dan Tantangan Menuju Kesetaraan
Keunggulan Melawan Kotak Kosong di Pilkada, Jalan Lain Menjaga Harmoni Demokrasi
Berita ini 193 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 7 Oktober 2024 - 08:28 WIB

Peran Sang Ayah di Balik Ambisi Yudhianto Mahardika untuk Kota Kendari

Kamis, 19 September 2024 - 00:29 WIB

Memilih Kotak Kosong, Simbol Perlawanan atau Skenario Pembegalan Demokrasi?

Senin, 16 September 2024 - 08:23 WIB

Gerbang Wisata Itu Tidak Sekokoh Anggarannya

Kamis, 12 September 2024 - 19:49 WIB

Kafein dan Pilkada: Penggerak Energi atau Sekadar Pelarian?

Kamis, 12 September 2024 - 10:09 WIB

Semangat Baru HIPMI Muna 2024-2027: Membangun Ekosistem Pengusaha Muda yang Inovatif dan Berdaya Saing

Berita Terbaru

Fiksi Ringkas (Fri)

Ilmu Tebu Bosku! Semakin Tua, Semakin Manis

Senin, 14 Okt 2024 - 23:14 WIB