“Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menghargai setiap detik dari perjalanan ini, sebuah perjalanan yang tak hanya soal pencapaian, tetapi juga tentang menemukan diri di setiap langkah yang diambil”
Pagi itu, embun masih tersisa di ujung dedaunan ketika aroma kopi perlahan memenuhi ruangan. Matahari baru saja muncul, malu-malu, menyingkap langit yang berselimut awan. Di meja sederhana, sepiring pisang goreng dan secangkir kopi hangat menanti.
Bagi banyak orang, sarapan mungkin hanya rutinitas biasa, tetapi bagi La Zirvon, sarapan adalah sebuah awal penuh harapan.
La Zirvon duduk dengan tenang, menghirup kopi dalam-dalam, merasakan kehangatannya merayap lembut. Setiap pisang goreng seolah menyampaikan pesan bahwa hari ini adalah kesempatan baru, hari ini ia bisa memperbaiki kesalahan kemarin. La Zirvon tersenyum kecil, menatap jendela, membiarkan cahaya pagi menembus dirinya. Di sinilah ia merajut harapan, bahwa apa yang dikerjakannya hari ini, sekecil apa pun, akan membawa ia lebih dekat pada impiannya.
Menjelang siang, ritme kehidupan mulai terasa semakin cepat, menyerap semua energinya. Ia bekerja keras, berusaha menjawab setiap tantangan yang datang. Ketika akhirnya waktu makan siang tiba, ia duduk sejenak, menghela napas panjang, dan menikmati hidangan yang disiapkan.
Makan siang, bagi La Zirvon, bukan sekadar mengisi perut. Ia selalu melihatnya sebagai jeda di antara peperangan. Di meja makan itu, ia merenungi segala upaya yang telah dilalui sejak pagi. Beberapa kali ia nyaris menyerah, namun tetap bertahan.
Setiap suapan membawa semangat baru, seakan berkata, “Bertahanlah. Sedikit lagi.” Makan siang bukan hanya mengisi perut, tetapi seperti menyuntikkan kekuatan baru untuk melanjutkan perjuangan.
Saat malam tiba, ketika semua kelelahan hari itu berakhir, ia kembali duduk di meja yang sama, dengan hidangan sederhana namun penuh rasa. Makan malam adalah saat yang sakral. Kali ini, ia tak lagi terburu-buru. Ia menyantap makanannya perlahan, seperti mengapresiasi setiap rasa yang hadir. Ia mengingat kembali semua yang telah ia lalui hari ini, sebuah keberhasilan kecil, kesalahan yang ia perbaiki, dan kemajuan yang tak selalu terlihat. Di balik setiap gigitan, ada rasa syukur yang mendalam.
Baginya, makan malam adalah wujud dari segala pencapaian, besar maupun kecil. La Zirvon tahu, meski tak semua berjalan sempurna, ia sudah melangkah maju.
Esok hari, mungkin siklus ini akan berulang. Pagi yang penuh harapan, siang yang penuh perjuangan, dan malam yang penuh syukur. Tetapi hari ini, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menghargai setiap detik dari perjalanan ini, sebuah perjalanan yang tak hanya soal pencapaian, tetapi juga tentang menemukan diri di setiap langkah yang diambil.
Penulis : Novrizal R Topa