Waspadai Musim Hujan dan Banjir, Leptospirosis Diam-diam Mematikan

- Jurnalis

Senin, 15 Januari 2024 - 09:26 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

JAKARTA, FNEWS.id – Beberapa daerah di Indonesia sudah memasuki musim penghujan, pada kondisi saat ini, lingkungan dalam keadaan kurang baik seperti banyak genangan air, sampah dan kotoran berserakan, terutama setelah hujan.

Hal ini menjadi ancaman gangguan kesehatan mengingat terdapat penyakit yang muncul saat musim penghujan disebabkan oleh penularan bakteri. Selain itu akibat perubahan suhu membuat daya tahan tubuh seseorang menjadi tidak stabil dan lebih mudah terserang penyakit. Olehnya itu, alangkah baiknya kita tetap menjaga tubuh harus waspada terhadap serangan penyakit yang datang saat musim hujan.

Melansir laman Kemenkes RI, salah satunya yang kerap muncul pada musim penghujan, Bakteri Leptospira. Dimana bakteri ini dapat menyebabkan penyakit Leptospirosis, yakni penyakit zoonosa yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk spiral dari genus leptospira yang patogen.

Leptospirosis merupakan zoonosis yang diduga paling luas penyebarannya di dunia, di beberapa negara di dunia dikenal dengan istilah “demam urine tikus”. 

Leptospirosis tersebar di seluruh dunia, dengan perkiraan kejadian tahunan sebesar 1,03 juta kasus dan 58.900 kematian. Insiden yang tinggi ditemukan di negara dengan iklim tropis dan sub-tropis, khususnya di negara-negara kepulauan dengan curah hujan dan potensi banjir yang  tinggi. Oleh sebab sulitnya diagnosis klinis dan ketiadaan alat diagnostik banyak kasus leptospirosis yang tidak terlaporkan. Faktor lemahnya surveilans, keberadaan reservoir dengan tingginya populasi tikus dan kondisi sanitasi lingkungan yang jelek dan kumuh akibat banjir merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya kasus leptospirosis.

Baca Juga:  Momentum HKN 2023, Dinkes Muna Terapkan Enam Transformasi Kesehatan

Binatang Pembawa Bakteri Leptospira

Di Indonesia, tikus adalah sumber utama penular leptospirosis (jenis tikus : suncus murinus, mus muscullus, rattus novergicus, bandadicota indica),  dan binatang lainnya anjing, babi, sapi, kambing.

Cara Penularan
Leptospirosis ditularkan melalui urin binatang yang mengandung bakteri leptospira, yaitu melalui invasi mukosa atau kulit yang tidak utuh. Infeksi dapat terjadi dengan kontak langsung atau melalui kontak dengan air (sungai, danau, selokan, lumpur atau tanah yang tercemar/terkontaminasi bakteri Leptospira. Penyakit ini berkembang di alam diantara hewan baik liar maupun domestik, dan manusia menjadi host yang merupakan infeksi akhir atau terminal, karena belum terlaporkan infeksi dari manusia ke manusia. 

Gejala Leptospirosis dan Masa Inkubasi
Gejala klinis : demam ≥ 38⁰ C, sakit kepala, badan lemah, nyeri betis hingga kesulitan berjalan, conjungtival suffusion (kemerahan pada selaput putih mata), kekuningan (ikterik) pada mata dan kulit,  pembesaran hati dan limpa, dan ada tanda-tanda kerusakan pada ginjal. Masa inkubasi antara 2-30 hari, rata-rata berlangsung 7-10 hari.

Daerah Sebaran Leptospirosis di Indonesia
Beberapa wilayah di Indonesia merupakan daerah endemis leptospirosis, Provinsi berikut pernah melaporkan kasus leptospirosis yaitu : Provinsi DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kepulauan Riau dan Bali. Leptospirosis masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dengan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) di beberapa wilayah di Indonesia berkaitan dengan keberadaan faktor risiko yaitu tingginya populasi tikus (rodent) sebagai reservoar leptospirosis, buruknya sanitasi lingkungan serta semakin meluasnya daerah banjir di Indonesia.

Baca Juga:  Waspada DBD, Dinkes Kota Kendari Imbau Masyarakat Terapkan 3M

Faktor Risiko Penularan Leptospirosis
Bertempat tinggal atau beraktivitas di wilayah banjir, wilayah pemukiman banyak ditemukan tikus, melakukan aktivitas di sungai, olah raga di air,
Risiko pekerjaan seperti : petani, peternak, petugas kebersihan, petugas pemotongan hewan, tentara dan lain-lain

Pengobatan Leptospirosis
Pengobatan leptospirosis relatif mudah dilakukan pada stadium awal setelah ditegakan diagnosis klinis karena hingga saat ini masih sensitif dengan anbiotika yang tersedia di  Puskesmas/pelayanan kesehatan dasar dan Rumah Sakit, namun sering terjadi kasus diakhiri dengan kematian. Hal tersebut disebabkan karena keterlambatan dalam deteksi dini secara klinis, sehingga pasien datang ke rumah sakit sudah terlambat dan pada keadaan stadium lanjut (telah mengalami kegagalan multi organ).

Apa saja peran kita untuk mengurangi risiko terpapar Leptospirosis

  • Masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan leptospirosis yaitu: Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
  • Menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pemberantasan sarang tikus
  • Segera mengunjungi Puskesmas/Rumah Sakit bila mengalami gejala leptospirosis 
     

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Progres Pengangkatan CASN 2024 Meningkat, BKN Minta Daerah Percepat SK
Menjaga Rasa Aman, Polres Konsel Ungkap Deretan Kasus Kriminal Sepanjang 2025
Obat Bius Dicuri Lagi, BEM UHO Desak Aparat dan Pemkot Kendari Bertindak Tegas
Tim INASAR Bertolak ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan
Andi Sumangerukka Lepas Ribuan Pemudik dalam Program Mudik Gratis ASR 2025
Dugaan Penyimpangan di SPBUN Jompi Jaya Sentosa: Harga Solar Melonjak dan Keuntungan Besar dari BBM Subsidi
Ridwan Badallah “FYP” di Kalangan Awak Media Sultra: Pencatutan Nama Organisasi Pers Picu Heboh!
Daftar Mudik Gratis 2025 Bersama ASR 
Berita ini 12 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 17 April 2025 - 08:15 WIB

Progres Pengangkatan CASN 2024 Meningkat, BKN Minta Daerah Percepat SK

Jumat, 11 April 2025 - 16:09 WIB

Menjaga Rasa Aman, Polres Konsel Ungkap Deretan Kasus Kriminal Sepanjang 2025

Rabu, 9 April 2025 - 19:52 WIB

Obat Bius Dicuri Lagi, BEM UHO Desak Aparat dan Pemkot Kendari Bertindak Tegas

Selasa, 1 April 2025 - 16:05 WIB

Tim INASAR Bertolak ke Myanmar untuk Misi Kemanusiaan

Senin, 24 Maret 2025 - 14:26 WIB

Andi Sumangerukka Lepas Ribuan Pemudik dalam Program Mudik Gratis ASR 2025

Berita Terbaru

Fiksi Ringkas (Fri)

Ojol Juga Bisa Patah Hati: Kisah Cinta di Warkop Karmen

Kamis, 24 Apr 2025 - 17:55 WIB

Fiksi Ringkas (Fri)

Mencoba Menemukan Diri Kembali dengan Menulis Sore Ini

Rabu, 23 Apr 2025 - 17:09 WIB