“Jika kita bisa memberikan pendidikan kepada yang kurang beruntung, kita bukan hanya mengubah satu kehidupan, tetapi juga masa depan seluruh bangsa.” – Anand Kumar –
FNEWS.ID – India memiliki sistem pendidikan yang kompleks dan beragam, dengan perbedaan besar antara pendidikan di daerah perkotaan dan pedesaan. Meskipun India telah membuat kemajuan dalam meningkatkan akses pendidikan, masih banyak tantangan yang dihadapi, terutama oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu. Biaya pendidikan yang tinggi, kurangnya fasilitas, serta akses terbatas ke pendidikan berkualitas menjadi kendala utama bagi banyak siswa. Selain itu, sistem pendidikan di India sering kali lebih berorientasi pada ujian dan hafalan, bukan pada pemahaman konseptual yang mendalam. Dalam kondisi seperti ini, banyak siswa berbakat dari latar belakang miskin yang kesulitan untuk bersaing dengan mereka yang memiliki akses lebih baik ke sumber daya pendidikan.
Dalam situasi ini, muncullah sosok Anand Kumar, seorang pendidik visioner yang memahami tantangan tersebut dan berusaha mencari solusi. Dengan semangat untuk mengubah nasib siswa miskin, ia mendirikan program Super 30, yang memberikan bimbingan belajar gratis kepada siswa kurang mampu agar dapat masuk ke Indian Institute of Technology (IIT) dan meraih masa depan yang lebih cerah.
Anand Kumar sering menekankan, “Pendidikan adalah senjata paling kuat untuk mengubah dunia. Tidak ada kemiskinan yang dapat menghentikan seseorang yang memiliki tekad dan akses ke ilmu pengetahuan.”
Kata-kata ini mencerminkan keyakinannya bahwa pendidikan adalah alat utama untuk memberdayakan individu dan menciptakan perubahan sosial.
Awal Kehidupan Anand Kumar
Anand Kumar lahir pada tahun 1973 di Patna, Bihar, India, dalam keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang pegawai di Departemen Pos India, dan kondisi ekonomi keluarganya terbatas. Sejak kecil, Anand menunjukkan kecerdasan luar biasa dalam matematika. Ia belajar di sebuah sekolah berbahasa Hindi dan sering menghabiskan waktunya di perpustakaan untuk membaca buku-buku matematika lanjutan yang tidak tersedia di sekolahnya.
Saat remaja, Anand mulai mengembangkan minat dalam teori bilangan dan sering mengirimkan makalah matematikanya ke berbagai jurnal internasional. Kecerdasannya membawanya diterima di Universitas Cambridge, sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemuda dari latar belakang miskin. Namun, karena keterbatasan keuangan dan tidak adanya dukungan finansial yang cukup, ia terpaksa melepaskan kesempatan tersebut.
Perjalanan Menuju Super 30
Tidak menyerah dengan keadaan, Anand mulai mengajar matematika untuk mencari nafkah. Pada tahun 1992, ia mendirikan Ramanujan School of Mathematics dengan biaya yang sangat terjangkau bagi siswa miskin. Sekolah ini segera mendapatkan reputasi sebagai lembaga pendidikan berkualitas di Bihar.
Namun, Anand menyadari bahwa banyak siswa berbakat dari keluarga kurang mampu yang bercita-cita masuk ke Indian Institute of Technology (IIT), salah satu perguruan tinggi teknik terbaik di India tetapi tidak mampu membayar bimbingan belajar yang mahal. Hal ini menginspirasinya untuk menciptakan program Super 30 pada tahun 2002.
Program Super 30: Misi Membantu Siswa Kurang Mampu
Super 30 adalah program pendidikan gratis yang setiap tahun memilih 30 siswa berbakat dari keluarga miskin untuk diberikan bimbingan intensif dalam persiapan ujian masuk IIT. Program ini mencakup pendidikan, makanan, dan tempat tinggal secara gratis selama satu tahun penuh.
Anand dan timnya menggunakan metode pengajaran inovatif untuk memastikan siswa memahami konsep dengan mendalam. Mereka memberikan latihan soal yang sulit, kelas intensif, dan lingkungan belajar yang kompetitif. Program ini tidak hanya melatih kemampuan akademik tetapi juga membangun kepercayaan diri siswa.
Anand sering berkata kepada anak didiknya tentang kerja keras.
“Mimpi tidak menjadi kenyataan hanya dengan keinginan, tetapi dengan kerja keras, ketekunan, dan kesempatan.” Filosofi ini menjadi dasar pendekatan pengajarannya di Super 30.
Tantangan dan Rintangan
Perjalanan Anand tidaklah mudah. Kesuksesan Super 30 menarik perhatian banyak lembaga bimbingan belajar besar yang menganggapnya sebagai ancaman bisnis. Ia menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk ancaman fisik dan upaya sabotase terhadap programnya. Beberapa kali, ia bahkan menerima ancaman pembunuhan.
Namun, ia tetap teguh pada misinya. Ia menolak segala bentuk bantuan dari pemerintah atau pihak swasta agar Super 30 tetap independen dan fokus pada pendidikan siswa miskin.
Keberhasilan Super 30
Hasil dari Super 30 sangat luar biasa. Tahun demi tahun, sebagian besar siswa yang mengikuti program ini berhasil lulus ujian masuk IIT. Pada beberapa tahun tertentu, semua 30 siswa yang dibimbingnya berhasil masuk ke IIT, sebuah pencapaian yang luar biasa dan menunjukkan efektivitas metode pengajarannya.
Kesuksesan ini menarik perhatian dunia. Anand Kumar mendapat banyak penghargaan, termasuk Rashtriya Bal Kalyan Award dari Presiden India pada tahun 2018. Majalah Time juga menempatkan Super 30 dalam daftar Best of Asia.
Kisahnya bahkan diangkat ke layar lebar dalam film Super 30 (2019), di mana Hrithik Roshan berperan sebagai Anand Kumar. Film ini semakin mengangkat kisah perjuangan Anand dan memberikan inspirasi bagi banyak orang di India dan dunia.
Warisan dan Pengaruh Anand Kumar
Super 30 telah membantu ratusan siswa dari keluarga miskin meraih impian mereka masuk ke IIT dan mengubah hidup mereka selamanya. Program ini membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi alat paling kuat untuk mengangkat seseorang keluar dari kemiskinan.
Anand Kumar telah menjadi simbol perjuangan dan dedikasi untuk pendidikan. Dengan tekad, kerja keras, dan kepedulian, ia telah menciptakan perubahan nyata dalam masyarakat. Kisahnya mengajarkan kita bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih impian, asalkan ada kemauan dan kesempatan yang diberikan.
Super 30 terus berlanjut hingga kini, memberikan harapan bagi generasi muda yang memiliki bakat tetapi tidak memiliki sumber daya. Anand Kumar telah membuktikan bahwa seorang individu dengan visi yang kuat dapat membawa perubahan besar dalam kehidupan banyak orang.
Ia selalu mengingatkan, “Jika kita bisa memberikan pendidikan kepada yang kurang beruntung, kita bukan hanya mengubah satu kehidupan, tetapi juga masa depan seluruh bangsa.”
Penulis : Redaksi