Kande-Kandea di Negeri Para Kesatria Tolandona: Harmoni Tradisi, Identitas, dan Silaturahmi

- Jurnalis

Senin, 14 April 2025 - 21:33 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

FNEWS.ID, Buton Tengah – Nuansa sakral dan semarak menyatu di Tolandona saat tradisi tahunan Kande-Kandea kembali digelar. Dihadiri langsung oleh Bupati dan Wakil Bupati Buton Tengah, Ketua DPRD, Sultan Buton, serta jajaran Forkompimda, acara ini menjadi bukti nyata bagaimana warisan budaya tetap hidup dan tumbuh di tengah masyarakat. Sabtu (12/4/2025).

Pekande-kandea, tradisi unik yang telah diwariskan sejak tahun 1597 pada masa Sultan Buton ke-IV Dayanu Ikhsanuddin bersama Imam Masjid Agung Sangia Wambulu, merupakan pesta rakyat yang menyambut dan menghormati para kesatria penjaga keutuhan Kesultanan Buton. Mereka dijamu dengan hidangan istimewa ala kerajaan, yang disebut kande tompa, dimana para kesatria disuapi langsung oleh para putri keraton sebagai bentuk penghormatan.

Baca Juga:  KONASARA WTFC Konut Borong Medali di Festival Taekwondo Buteng, Cetak Pemain dan Pelatih Terbaik!

Lebih dari sekadar jamuan, tradisi ini menyimpan makna dalam sebagai simbol silaturahmi, persatuan, dan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur yang berakar dari ajaran Islam. Tak heran jika masyarakat Tolandona dengan penuh semangat dan antusias menjaga kelestariannya.

“Kande-Kandea ini bukan sekadar seremoni, tapi wujud identitas dan jati diri masyarakat Tolandona sebagai negeri para kesatria di jazirah Buton,” ujar Ketua DPRD Buton Tengah, Sa’al M. Haadi, S.K.M.

Ia menegaskan, tradisi ini menyimpan pesan sosial yang kuat dalam mempererat kekerabatan dan menjaga kekeluargaan di tengah masyarakat.

“Tradisi Kande-Kandea bukan hanya panggung budaya, tetapi juga panggilan hati untuk tetap menjaga akar dan warisan,” tegas Sa’al.

Sa’al bilang, di tengah modernisasi, Tolandona menjadi contoh bahwa budaya tak sekadar untuk dikenang, tapi untuk dirawat, dirayakan, dan diwariskan.

“Tradisi ini adalah aset budaya yang wajib diwariskan. Semakin dikenal dan dicintai generasi muda, maka semakin kuat pula rasa memiliki terhadap budaya kita,” pungkasnya.

 

Baca Juga:  GMNI Kian Mengakar, DPP Serahkan SK 6 Cabang Caretaker di Sultra

Penulis : Novrizal R Topa

Editor : Redaksi

Follow WhatsApp Channel fnews.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

dr. Ida Terpilih Pimpin IDI Baubau 2025–2028, Usung Misi Besar “IDI Berdampak”
Ketua Laskar Sarano Tolaki Sultra Desak Penegakan Hukum Tambang Ilegal: “Negara Tak Boleh Kalah oleh Korporasi”
IPR Menduga PT Askon Masih Menambang Ilegal di Konawe Utara, Perintah Presiden Prabowo Diabaikan
65 Pengurus Dewan Kerja Pramuka se-Sultra Ikuti KPDK di Kendari
DPRD Sultra Dianggap Hanya Simbol Kekuasaan, Mahasiswa Gelar Paripurna Tandingan
Tako Sultra Raih 16 Medali di Kejuaraan Karate Open & Festival KKI Kota Kendari 2025
Gesit! 24 Jam Polres Muna Bekuk Pelaku Dugaan Anak Bunuh Ibu Kandung
Polda Sultra Gandeng Insan Pers, Bahas Isu Kamtibmas Lewat “Jumat Curhat”
Berita ini 81 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 24 November 2025 - 15:24 WIB

dr. Ida Terpilih Pimpin IDI Baubau 2025–2028, Usung Misi Besar “IDI Berdampak”

Jumat, 7 November 2025 - 14:06 WIB

Ketua Laskar Sarano Tolaki Sultra Desak Penegakan Hukum Tambang Ilegal: “Negara Tak Boleh Kalah oleh Korporasi”

Selasa, 4 November 2025 - 22:18 WIB

IPR Menduga PT Askon Masih Menambang Ilegal di Konawe Utara, Perintah Presiden Prabowo Diabaikan

Senin, 15 September 2025 - 16:16 WIB

DPRD Sultra Dianggap Hanya Simbol Kekuasaan, Mahasiswa Gelar Paripurna Tandingan

Senin, 15 September 2025 - 15:27 WIB

Tako Sultra Raih 16 Medali di Kejuaraan Karate Open & Festival KKI Kota Kendari 2025

Berita Terbaru

Inspirasi

Openg, Dari Pemungut Bola Jadi Pegolf Andalan di Kendari

Kamis, 6 Nov 2025 - 21:21 WIB